Gastro Esophageal Reflux atau dikenal dengan istilah GERD bisa dialami siapa saja.
Saat mengalami GERD hal pertama yang akan dirasakan adalah munculnya sensasi nyeri atau rasa terbakar di dada. Hal ini juga disertai dengan mulut yang terasa pahit, mual dan muntah, kesulitan menelan hingga sakit di tenggorokan.
Gejala ini membuat banyak orang merasa GERD bisa mengancam jiwa hingga menyebabkan kematian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
GERD dianggap menjadi penyebab kematian seseorang setelah orang tersebut mengeluh mual hingga sakit dada, atau pernah divonis menderita GERD.
Dokter Spesialis Gastroenterologi FKUI RSCM Ari Fahrial Syam menyebut GERD bukan penyakit yang bisa menyebabkan kematian secara langsung. Meski demikian, penyakit ini tetap harus diwaspadai karena bisa menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa.
"Jadi penyakit langsungnya tidak mengancam jiwa, tapi komplikasinya yang bahaya. Misal saat GERD bertemu penyakit lain, atau terlalu lama dibiarkan hingga menyebabkan kanker kerongkongan, kanker lambung dan penyakit lain yang jelas bahaya," kata Ari dalam virtual media briefing dengan tema 'Apakah benar GERD tidak mengancam jiwa: harapan baru untuk tingkatkan kesembuhan dan mencegah kekambuhan GERD', Kamis (10/2).
Hanya saja, penyakit ini juga tak bisa dianggap remeh atau bahkan diabaikan. Saat penyakit ini diabaikan terus-menerus dan tidak diobati bisa menyebabkan iritasi dan peradangan pada lapisan dinding dalam kerongkongan (esofagus).
Hal ini bisa berbahaya karena meningkatkan risiko terjadinya kanker esofagus.
Berikut beberapa komplikasi akibat GERD yang diabaikan.
Esofagitis bisa menyebabkan gejala tenggorokan sakit dan kesulitan menelan.
Asam lambung yang kembali naik bisa merusak lapisan kerongkongan dan menimbulkan tukak atau luka menyakitkan tau dikenal dengan istilah ulkus esofagus.
Jika tidak diobati, ulkus esofagus dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti perforasi esofagus atau lubang di kerongkongan, serta perdarahan.
GERD yang tidak diobati bisa memicu peradangan dan munculnya jaringan parut pada tenggorokan. Hal ini bisa membuat kerongkongan lebih sempit dan kencang yang akan menyebabkan sulit dan sakit saat menelan.
Orang yang mengalaminya bisa dehidrasi hingga kekurangan gizi.
Kondisi ini terjadi saat asam lambung naik ke tenggorokan atau mulut dan terhirup hingga ke paru-paru.
Jika kasusnya parah, perlu dirawat inap dan diberikan terapi pendukung untuk pernapasan. Pneumonia aspira yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan kematian.
Kerusakan pada kerongkongan karena GERD bisa membuat struktur lapisan organ tersebut berubah. Saat terjadi barrett's esophagus, sel skuamosa yang melapisi esofagus bagian bawah akan digantikan oleh sel-sel kelenjar. Sel-sel kelenjar ini tumbuh tidak terkendali dan menyebabkan kanker kerongkongan.
GERD dapat meningkatkan risiko kanker kerongkongan. Jenis kanker kerongkongan yang bisa terjadi akibat GERD, misalnya adenokarsinoma.
Gejala yang dapat dirasakan saat mengalami kanker kerongkongan adalah sulit menelan, penurunan berat badan tanpa sebab, hingga sakit maag parah. Gejala ini biasanya diketahui saat kanker berada pada stadium lanjut.