Meski penularannya terbilang cepat, tetapi Covid-19 varian Omicron pemulihannya juga terbilang cepat. Ahli Pulmonologi, Erlang Samoedro mengatakan pasien Omicron yang sembuh biasanya pasien Omicron dengan gejala ringan.
Senada dengan Erlang, Sukamto, ahli alergi-imunologi FKUI, menyebut data baik di dalam maupun luar negeri menemukan, orang yang terinfeksi varian Omicron memiliki gejala cenderung ringan bahkan tanpa gejala.
"Akan tetapi harus waspada karena orang-orang dengan daya tahan tubuh buruk dan komorbid, varian ini menjadi pencetus perburukan penyakit komorbid yang sudah ada sebelumnya," kata Sukamto pada CNNIndonesia.com melalui pesan singkat, Jumat (11/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menduga, gejala terbilang ringan disebabkan cakupan vaksinasi yang sudah cukup tinggi di seluruh dunia dan karakter mutasi virus.
Kemudian, apa saja yang jadi ciri-ciri pasien Omicron yang sudah sembuh?
Sukamto menuturkan, ciri-ciri pasien yang sudah sembuh tentu saja semua gejala hilang. Oleh karenanya, ia menjelaskan ada sederet gejala varian Omicron termasuk yang dicatat oleh RSUP Persahabatan antara lain, batuk kering, nyeri tenggorokan, pilek, sakit kepala dan demam.
Kemudian berdasar laporan kasus varian Omicron di AS akhir 2021 lalu ditemukan gejala-gejala antara lain, batuk, kelelahan, hidung tersumbat, mual dan muntah, demam, sesak napas, diare serta anosmia.
Pasien tanpa gejala maupun pasien dengan gejala ringan umumnya tidak perlu dirawat di rumah sakit sehingga bisa melakukan isolasi mandiri di rumah.
"Sesuai aturan saja isolasi selesai setelah 10 hari tanpa gejala dan bila ada gejala selesai dalam waktu 14 hari," kata Erlang via pesan singkat, Kamis (10/2).
Kemudian jika pasien dengan gejala sedang dan berat, pasien perlu mendapat perawatan di fasilitas kesehatan.
Berdasar Buku Tatalaksana Covid-19 Edisi 4 (Januari, 2022), pasien dalam derajat keparahan sedang memiliki gejala antara lain, tanda klinis pneumonia (batuk, demam, sesak, napas cepat), tanpa ciri pneumonia berat.
Kemudian untuk derajat keparahan berat, pasien biasanya mengalami pneumonia (demam, batuk, sesak, napas cepat, juga distres pernapasan berat (napas cepat, grunting, tarikan dinding dada yang berat.
Kesembuhan pasien Covid-19 tidak selalu ditandai dengan hasil tes Covid-19 negatif. Dalam Buku Tatalaksana Covid-19 Edisi 4, untuk kasus tanpa gejala, gejala ringan dan gejala sedang, tidak perlu pemeriksaan tes PCR untuk follow up.
Tes PCR atau antigen untuk follow up kondisi hanya diperuntukkan pada pasien gejala berat dan kritis. Ini dilakukan 10 hari dari pengambilan sampel yang positif di awal.
Pasien dengan gejala sedang pun bisa keluar dari rumah sakit jika gejala berangsur turun, keluhan berkurang dan kondisi stabil. Menurut Erlang, jika menunggu sampai hasil tes negatif, bisa memerlukan waktu lama.
"PCR akan bisa lama untuk jadi negatif sedangkan indikasi untuk rawat di rumah sakit yang memang ada indikasi rawat," katanya.
Sukamto menambahkan, meski hasil tes masih positif, pasien yang bisa berobat jalan dan dirawat di rumah tetap harus mematuhi protokol kesehatan.
(els/chs)