Jakarta, CNN Indonesia --
Vaksinasi covid-19 ke-tiga dan juga booster menjadi program pemerintah Indonesia untuk menekan dan mengatasi laju infeksi Covid-19.
Meski demikian, masih banyak yang jadi pertanyaan di benak warganet soal booster. Dirangkum dari pertanyaan dari media sosial CNNIndonesia.com berikut frequently asked questions soal booster vaksin Covid-19.
Seputar jarak vaksinasi
Tanya: @do_nama: kalau baru 2 bulan setelah menerima vaksin 1 & 2, apakah bisa langsung vaksin booster?
Jawab: Waktu pemberian vaksin booster mengikuti saran pemerintah dengan waktu minimal 6 bulan setelah vaksinasi kedua. Anda juga bisa cek tiket vaksin di aplikasi Peduli Lindungi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tanya: @glouryarizona12: jarak vaksin 2 dengan vaksin 3 sebaiknya berapa lama?
Jawab: Waktu pemberian vaksin booster mengikuti saran pemeritah dengan waktu minimal 6 bulan setelah vaksinasi kedua.
Tanya: @mirajfarisy: bagi yang terkonfirmasi positif omicron, apakah vaksin booster harus tetap dilakukan 6 bulan setelah negatif?
Jawab: Pada kondisi covid-19 asimtomatik, ringan, dan sedang, vaksin dapat diberikan minimal 1 bulan setelah terkonfirmasi positif dan sembuh. Sedangkan pada kondisi berat, vaksin booster diberikan minimal 3 bulan setelah terkonfirmasi positif dan sembuh. Namun kondisi ini bisa diberikan minimal 6 bulan setelah vaksin ke-2 didapatkan.
Penyintas Covid-19 gejala berat: booster diberikan setelah 3 bulan sembuh. Penyintas Covid-19 gejala ringan/sedang: booster diberikan setelah 1 bulan sembuh.
Tanya: @lilis.indahr: Kenapa harus menunggu jeda 6 bulan?
Jawab: Setelah enam bulan penyuntikan dosis primer atau dosis lengkap, akan terjadi penurunan antibodi untuk Covid-19, sehingga vaksinboosterdiperlukan untuk meningkatkan proteksi individu terutama pada kelompok masyarakat rentan.
Seputar efek booster
Tanya: @p1etbali: efek yang muncul setelah mendapatkan booster:
Tanya: @kaleb_gm: kalau vaksin booster efek sampingnya sama seperti vaksin sinovac kah?
Jawab: Para ahli dan dokter menyebut efek samping vaksin booster akan serupa seperti saat jadi vaksin utama (dosis 1 dan 2).
Beberapa efek samping berupa, nyeri lokal (bekas suntikan), nyeri otot, pembengkakan, sakit kepala (0,1 persen). Selain itu muncul efek samping diare (1-1,5 persen), sesak napas, kelelahan, myalgia, malaise, demam, tubuh menggigil, mual dan artralgia (nyeri atau kaki pada sendi).
Seputar jenis vaksin booster
Tanya: @sabrina_hasan_070517: vaksin sinopharm boosternya dapet apa?
Tanya: @dewiimurti: varian booster apa aja? kalau vaksin 1 dan 2 Sinovac, boosternya harus yang mana?
Jawab: Vaksin booster yang diberikan mengikuti saran dan aturan yang ditetapkan pemerintah dan BPOM.
* Untuk sasaran dengan dosis primer Sinovac akan diberikan setengan dosis Astra Zeneca atau Pfizer.
* Untuk sasaran dengan dosis primer Astra Zeneca akan diberikan setengah dosis Moderna atau Pfizer.
Tanya: @aprelia632: vaksin booster bisa buat ibu hamil sama ibu menyusui tidak?
Jawab: Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) mengeluarkan rekomendasi pemberian booster vaksinasi Covid-19 pada ibu hamil minimal empat bulan setelah mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis kedua, disarankan menggunakan jenis vaksin dengan platform yang sesuai dengan rekomendasi Kementerian Kesehatan RI.
2. Tanya: @sii_anida: apakah vaksin booster berpotensi menyembuhkan covid atau hanya sebagai tameng?
Jawab: Vaksin booster diperlukan untuk meningkatkan kembali kadar antibodi yang menurun seiring waktu sehingga kekebalan terhadap infeksi Covid-19 meningkat adekuat.
3. Tanya: @zazafatimahh: vaksin booster itu apa?
Jawab : Vaksinasi booster adalah vaksinasi setelah sesorang mendapatkan vaksinasi primer dosis lengkap (1 dan 2). Vaksin ini akan membantu meningkatkan antibodi tubuh dari virus corona.
Sumber: PAPDI (perhimpunan dokter spesialis penyakit dalam indonesia), POGI, dan Satgas Covid-19