Beberapa waktu lalu, Menteri Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan masyarakat boleh jalan-jalan jika sudah divaksin dan booster asal tetap menjaga protokol kesehatan.
Luhut menyebut warga yang 'bebas' menjalani aktivitas di tempat umum meliputi mereka yang tidak memiliki riwayat penyakit penyerta atau komorbid, dan sudah mendapatkan proteksi tambahan lewat vaksinasi Covid-19.
"Kalau memang dia sudah vaksin, sudah dua kali, sudah booster, tidak ada komorbid ya jalan-jalan saja. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan berlebihan," kata Luhut dalam konferensi pers yang disiarkan secara daring melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (14/2).
Namun benarkah semua syarat tersebut bisa benar-benar jadi jaminan keamanan untuk bebas jalan-jalan di tengah pandemi covid-19 varian omicron ini?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dokter dari Kelompok Staf Medis Paru di RSUP Persahabatan, Fathiyah Isbaniah membantah hal tersebut.
"Dapat jaminan tidak terpapar? Ya tentu tidak. Saya tidak setuju kalau masyarakat yang sudah vaksin lengkap boleh jalan," kata Fathiyah dalam acara pengaruh berkumur Iodin terhadap nilai CT di RSUP Persahabatan, Rabu (16/2).
Respons itu disampaikan dia usai mendapatkan pertanyaan media yang mengutip kalimat Luhut Pandjaitan soal jalan-jalan beberapa waktu lalu.
Menurut dia, sebaiknya masyarakat tetap di rumah jika memang tidak ada urusan penting yang harus dilakukan di luar meskipun sudah melakukan vaksinasi lengkap dan booster.
"Vaksinasi lengkap hingga boster dan protokol kesehatan ketat merupakan langkah pencegahan, bukan penyembuhan Covid-19."
Ditambahkan dia, setiap orang punya imunitas yang berbeda. Meskipun sudah divaksin Fathiyah menyebut tak ada yang tahu seberapa kuat seseorang menahan virus yang bisa masuk ke tubuhnya hingga menyebabkan keparahan.
Tak cuma soal kondisi seseorang, menyoal ucapan Luhut tentang orang bisa jalan-jalan saat sudah vaksinasi lengkap dan booster tanpa komorbid, dia menyebut kondisi saat ini belum aman. Diungkapkannya, situasi saat ini masih tergolong berbahaya lantaran jumlah kasus Covid-19 varian Omicron masih terus meningkat setiap harinya.
"Lebih baik di rumah, kasus masih seperti ini tetap tinggal di rumah adalah hal yang terbaik," kata dia.
Kasus yang meningkat di beberapa daerah di Indonesia juga menjadi indikasi buatnya bahwa gelombang tiga Covid-19 yang tengah dialami Indonesia juga belum bisa dilalui sepenuhnya.
"Kalau ada yang bilang Indonesia sudah mulai terbebas dari gelombang tiga itu pernyataan yang salah. Menurut saya tidak benar gelombang tiga sudah dilewati. Dikatakan ringan atau baik-baik saja juga belum bisa," ucapnya saat menanggapi pertanyaan media terkait pernyataan Luhut beberapa waktu lalu.
"Kalau kasus terus meningkat, sistem kesehatan juga bisa kolaps. Kalau angka terus meningkat angka kematian juga terus meningkat, makanya kita harus tetap waspada," jelasnya.
(tst/chs)