Dikenal Mudah Menular, RS Kendalikan Penyebaran Varian Omicron

Mayapada Hospital | CNN Indonesia
Kamis, 17 Feb 2022 10:48 WIB
Varian Omicron Covid-19 terus mencetak kasus baru dan tidak sedikit tenaga kesehatan yang ikut terpapar oleh varian ini. Bagaimana cara pengendaliannya?
Kamar operasi bertekanan negatif adalah kamar operasi yang didesain dengan membuat tekanan udara di dalam ruang operasi menjadi negatif, sehingga akan mengunci perputaran udara supaya udara yang di dalam ruangan tidak keluar. (Foto: Mayapada Hospital)
Jakarta, CNN Indonesia --

Varian Omicron Covid-19, B.1.1.529, terus mencetak kasus baru dan tidak sedikit tenaga kesehatan yang ikut terpapar oleh varian ini. Hal itu menambah beban karena berkurangnya tenaga yang bisa merawat pasien Covid-19. Bagaimana cara rumah sakit mengendalikannya?

Data Kemenkes per Selasa (15/2) menyebutkan, jumlah kasus positif harian mencapai lebih dari 57 ribu kasus. Angka ini melebihi puncak kasus Delta pada Juli 2021. Angka positive rate mencapai hampir 50 persen dengan kematian harian yang meningkat lebih dari 100.

Tidak sedikit juga tenaga kesehatan yang terpapar sewaktu merawat pasien Covid-19 karena satu dan lain hal, termasuk dari karakteristik virus varian Omicron yang cepat menyebar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terpaparnya tenaga kesehatan sewaktu merawat, tentu menjadi beban bagi layanan penanganan penyakit. Pasalnya, nakes tersebut harus menjalani perawatan isolasi dan penyembuhan, sehingga berkurang lagi jumlah orang yang bisa merawat pasien Covid-19.

Varian Omicron ditetapkan sebagai salah satu variant of concern (VOC) oleh WHO pada 26 November 2021. Omicron memiliki jumlah mutasi yang banyak dan bervariasi.

Berbagai jenis mutasi tersebut berpotensi memiliki sifat yang mengkhawatirkan yaitu bisa menghindar dari antibodi yang ditimbulkan oleh proses infeksi dan vaksinasi, sehingga minim gejala ataupun tidak menimbulkan gejala, serta memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi.

Salah satu pemeriksaan yang direkomendasikan WHO serta pemerintah Indonesia berdasarkan Surat Edaran Nomor HK.02.01/Menkes/18/2022 tentang Pencegahan dan Pengendalian Kasus Covid-19 varian Omicron adalah Single Nucleotide Polymorphism (SNP).

SNP merupakan metode berbasis Nucleic Acid Amplification Test (NAAT) yang bisa mendeteksi adanya mutasi pada asam amino yang terdapat pada varian Omicron terutama pada gen Spike (S-Gene). Munculnya hasil pada pemeriksaan SNP ini mengindikasikan kemungkinan orang tersebut terinfeksi virus SARS-CoV-2 varian Omicron (Probable Omicron).

Tidak jarang juga situasi pandemi sekarang ini, banyak pasien positif Covid-19 dan pasien non Covid-19 yang membutuhkan tindakan operasi yang tidak bisa ditunda. Banyak kasus pasien positif Covid-19 tidak dapat menerima tindakan operasi di suatu RS atau bahkan ditolak, karena RS tersebut tidak memiliki fasilitas kamar operasi tekanan negatif untuk pasien dengan positif Covid-19 namun butuh tindakan operasi emergensi.

Kamar operasi bertekanan negatif tidak sama dengan kamar operasi biasa. Kamar operasi bertekanan negatif adalah kamar operasi yang didesain dengan membuat tekanan udara di dalam ruang operasi menjadi negatif.

Hal itu akan mengunci perputaran udara di ruangan tersebut supaya udara yang di dalam ruangan tidak keluar. Bahkan ketika pintunya terbuka pun, udara dari dalam ruangan tekanan negatif tidak dapat keluar menyebarkan bakteri maupun virus yang ada di dalam ruang kamar operasi.

Sebaliknya, udara dari luar ruangan yang masih lebih bersih dapat masuk ke ruang tekanan negatif. Udara yang sudah terkontaminasi di dalam ruangan bertekanan negatif akan disaring dan diproses terlebih dahulu melalui HEPA filter yang dapat menghilangkan 99,97 persen droplet nuklei, sebelum dikeluarkan ke udara bebas di luar rumah sakit.

Biasanya ruangan ini digunakan untuk pasien yang diketahui memiliki penyakit infeksi yang dapat menular kepada orang lain dan membutuhkan tindakan pembedahan.

Namun, sayangnya tidak semua RS mempunyai kamar operasi bertekanan negatif. Karena minimnya pengetahuan serta tidak banyak RS yang mempunyai kamar operasi tekanan negatif, banyak orang menunda melakukan operasi di tengah pandemi ini.

Dokter Spesialis Bedah Konsultan Bedah Digestif Mayapada Hospital Jakarta Selatan Aditomo Widarso mengatakan, padahal menunda tindakan operasi, dapat memperburuk penyakit atau keluhan yang sudah ada, serta dapat menimbulkan efek yang fatal. Efek paling buruk adalah kematian.

"Terutama jika Anda mengalami gejala seperti BAB berdarah, sakit perut yang sangat hebat, mual, muntah, dan disertai demam. Karena kondisi tersebut harus mendapatkan penanganan medis dengan cepat," ujar Aditomo.

Dengan protokol yang ketat dan terpisah untuk pasien infeksius dan non infeksius, ujarnya, penanganan pasien dapat dilakukan dengan maksimal.

Dokter Spesialis Orthopaesi dan Traumatologi Konsultan Hip & Knee Mayapada Hospital Jakarta Selatan Panca Sitorus menambahkan, pasien lansia yang terjatuh ataupun seseorang yang mengalami cedera ketika olahraga juga dihimbau untuk tidak menunda pemeriksaan fisik karena akan berakibat fatal.

"Konsultasikan segera kondisi Anda bila ada cedera, luka, kelainan bentuk, nyeri pada otot, sendi atau tulang Anda. Penanganan dini akan memberikan hasil yang optimal untuk pasien dan dengan adanya alur pelayanan pasien yang terpisah antara pasien infeksi atau noninfeksi, keselamatan pasien tetap menjadi prioritas kami," terang Panca.

Mayapada Hospital, khususnya Mayapada Hospital Jakarta Selatan, Mayapada Hospital Bogor BMC dan Mayapada Hospital Surabaya, memiliki kamar operasi dengan tekanan negatif.

Kamar operasi bertekanan negatif Mayapada Hospital memiliki alur terpisah sehingga aman bagi pasien yang membutuhkan tindakan operasi emergensi dan terencana, baik pasien infeksius maupun non-infeksius.

Protokol pembersihan kamar operasi dilakukan secara rutin dengan sterilisasi dan disinfeksi ruangan, serta melakukan pemeriksaan kultur udara dan swab di kamar operasi secara berkala dengan pantauan Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (KPPI) RS.

Jadi untuk pasien-pasien Covid-19 dengan kasus tertentu yang membutuhkan tindakan elektif maupun emergensi bisa dilakukan di kamar operasi tekanan negatif sehingga meminimalisir terjadinya resiko pemaparan infeksi kepada pasien lain selama operasi berlangsung.

Demikian pula dengan pasien-pasien non-Covid yang membutuhkan tindakan elektif maupun emergensi, selama operasi berlangsung tidak perlu merasa khawatir akan terpapar oleh pasien infeksius seperti pasien Covid-19.

(aor)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER