Sejumlah label fesyen ternama dunia menutup tokonya di Rusia setelah negara tersebut menginvasi Ukraina. Tapi, tidak dengan label asal Jepang, Uniqlo.
Mengutip Nikkei, alih-alih menyetop toko sementara waktu, Uniqlo justru berencana untuk tetap beroperasi dan menjual produk fesyennya di 50 tokonya di Rusia. Langkah ini jelas sangat berlawanan dengan apa yang dilakukan kompetitor seperti Zara dan H&M.
Mengapa demikian? Apa alasan UNIQLO tetap membuka tokonya di Rusia?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden Director UNIQLO, Tadashi Yanai mengatakan bahwa meski perang tengah terjadi, orang-orang Rusia tetap membutuhkan akses untuk kehidupan sehari-hari, termasuk di antaranya pakaian.
"Pakaian adalah kebutuhan hidup," ujar Yanai. "Masyarakat Rusia memiliki hak yang sama untuk hidup seperti kita."
Keputusan Uniqlo ini melawan tren yang terjadi di antara perusahaan-perusahaan multinasional untuk menyetop operasinya sementara waktu selama invasi Rusia di Ukraina.
Meski tetap memilih untuk beroperasi, Yanai tetap tak menginginkan adanya perang. "Seharusnya tidak pernah ada perang. Semua orang harus menentangnya," ujar Yanai.
Saat ini, lanjut Yanai, dunia telah beramai-ramai menentang perang dan memberikan dukungannya untuk Ukraina.
Uniqlo sendiri diketahui memberikan bantuan kemanusiaan untuk Ukraina melalui PBB sebesar US$10 juta. Uniqlo juga akan mengirimkan 200 ribu pakaian serta selimut dan jaket untuk pengungsi Ukraina di Polandia melalui UNHCR.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya pada Sabtu (5/3) lalu, Inditex, perusahaan yang menaungi label Zara, menutup sementara 500 tokonya dan memberhentikan penjualan daring di Rusia.
Tak hanya Zara, sejumlah label lain seperti H&M dan Nike juga turun menyetop operasinya di Rusia selama invasi.
(asr)