Ramai soal Paris Fashion Week seolah tak habis-habis. Hingga saat ini, perbincangan soal tudingan asal klaim sejumlah desainer dan brand lokal Tanah Air tentang Paris Fashion Week masih terus bergulir.
Sejumlah komentar pun hadir, mulai dari tudingan pembohongan publik, event organizer (EO) yang dinilai tidak profesional, hingga kehadiran busana ayam geprek di gelaran mode internasional.
Kepergian sejumlah desainer dan brand lokal ke Paris itu tak lepas dari peran Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (Gekraf). Akibatnya, Gekraf pun turut dihujani lontaran kritik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah berbagai polemik bergulir, Chief of Committee Gekrafs Paris Fashion Show, Temi Sumarlin pun angkat bicara. Dalam sebuah wawancara dengan Wolipop, Temi meminta maaf atas semua kehebohan yang terjadi.
"Saya mohon maaf atas kehebohan yang terjadi. Sekali lagi, dari awal komunikasi kami tidak pernah untuk on schedule FHCM [Federation de la Haute Couture et de la Mode, penyelenggara resmi Paris Fashion Week], namun banyak acara di luar kegiatan kami ataupun penulisan media itu di luar tanggung jawab kami," ujar Temi.
Temi menegaskan bahwa sejak awal, pihaknya telah menjelaskan bahwa gelaran tersebut tak menjadi bagian dari kalender resmi Paris Fashion Week.
"Semangat kami tetap sama, membuka dan merangkul ekonomi kreatif agar lebih mendapat banyak kesempatan untuk maju," tambah Temi.
![]() |
Dalam ajang Gekrafs Paris Fashion Show during Paris Fashion Week 2022 ini, Gekraf bekerja sama dengan Fashion Division yang didapuk sebagai event organizer. Sebagai EO, Fashion Division pun dinilai tidak profesional oleh masyarakat.
Dalam hal ini, Gekraf menjelaskan bahwa pihaknya tidak memilih Fashion Division sebagai EO, melainkan diajak bekerja sama.
"Kami tidak memilih EO, tapi kami diajak kerja sama dengan mereka yang memiliki portfolio dari event-event sebelumnya. Tahun-tahun sebelumnya juga banyak brand yang sudah show di Paris bersama Fashion Division," jelas Temi.
Hal yang sama juga berlaku untuk pemilihan desainer yang berangkat ke Paris. Temi mengatakan bahwa pemilihan desainer dilakukan oleh Indo5, sebagai partner Fashion Division di Indonesia.
Tak hanya soal tudingan EO yang kurang profesional, ajang tersebut juga dikritik akibat tersebarnya kabar soal duit Rp500 juta yang dibayar brand dan desainer untuk tampil di Paris Fashion Show.
Menanggapi hal tersebut, Temi menegaskan bahwa Gekraf bukan merupakan organisasi yang dibiayai oleh APBN. Gekraf bekerja dengan membantu mencari sponsor bagi brand yang belum bisa swadaya.
Simak tanggapan Gekrafs soal heboh Paris Fashion Week di halaman berikutnya..