Ingat, Anda sudah mengusahakan yang terbaik. Sadari juga bahwa bukan hanya Anda yang bertanggung jawab terhadap pesta pernikahan. Delegasikan tugas-tugas tertentu pada keluarga, teman, vendor, atau wedding organizer lainnya.
"Anda sudah memberikan mereka tanggung jawab karena Anda percaya. Latih kepercayaan ini dan jangan khawatir tentang apa yang sudah bukan jadi tanggung jawab Anda," jelas psikolog Frank Bevacqua, mengutip dari laman Martha Stewart.
Bevacqua menekankan untuk tetap realistis. Wajar jika sebuah acara memiliki kekurangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia berkata bahwa terkadang, kenangan terbaik datang dari hal-hal yang berjalan di luar rencana.
Acara pernikahan yang hanya berlangsung 1-2 hari tentu jauh berbeda dengan kehidupan pernikahan yang akan berlangsung selamanya.
Akan banyak masalah baru saat Anda memasuki kehidupan pernikahan. Masalah tak hanya sebatas finansial.
"Salah satu kesalahan besar yang kita buat adalah mengasumsikan bahwa tensi akan menurun setelah hari pernikahan," ujar O'Reilly.
Padahal, tensi tak akan selalu menurun setelah hari pernikahan. Justru berbagai permasalahan baru akan mengintai.
Rasa cemas dan kewalahan mudah memercikkan pertengkaran dengan pasangan maupun dengan pihak-pihak lain. Anda perlu lebih kalem dengan merasakan bentuk-bentuk kasih sayang dari orang sekitar, terutama pasangan.
"Pelukan dan bentuk kasih sayang fisik lainnya penting dalam sebagian besar hubungan," ujar O'Reilly. Pasalnya, pelukan menjadi ekspresi cinta, komitmen, dan keinginan.
(els/asr)