Mengenal Diet Rendah Protein dan Manfaatnya bagi Penderita Ginjal

CNN Indonesia
Selasa, 22 Mar 2022 09:00 WIB
Ilustrasi. Prinsip diet rendah protein dilakukan dengan membatasi asupan protein. Berikut penjelasannya serta manfaat diet rendah protein. (iStockphoto/Rimma_Bondarenko)
Jakarta, CNN Indonesia --

Diet rendah protein merupakan pola diet yang umumnya hanya diperuntukkan bagi pasien yang menjalani pengobatan penyakit tertentu, salah satunya penderita sakit ginjal.

Jenis diet ini memang berbeda dari diet pada umumnya lantaran harus dilakukan berdasarkan saran dokter.

Di bawah ini terdapat penjelasan lebih rinci mengenai penjelasan diet rendah protein serta manfaatnya bagi kesehatan khususnya untuk penderita penyakit ginjal.


Apa itu Diet Rendah Protein?

Ilustrasi, Apa itu diet rendah protein? Diet rendah protein adalah diet khusus yang mengharuskan pelakunya membatasi asupan protein harian. (iStockphoto/Yulia Gusterina)

Dilansir dari Healthline, diet rendah protein adalah diet khusus untuk penderita disfungsi hati, penyakit gagal ginjal, serta gangguan metabolisme protein.

Orang yang melakukan diet ini harus membatasi jumlah asupan protein harian. Biasanya mereka perlu mengurangi 4-8 persen protein dari total kalori hariannya.

Jumlah tersebut sekitar 20-50 gram protein per hari, menyesuaikan berapa banyak kalori yang dikonsumsi. Meski begitu, diet ini tak bisa dilakukan sembarangan agar terhindar dari risiko kekurangan nutrisi dan masalah kesehatan lanjutan.


Manfaat Diet Rendah Protein

Ilustrasi. Manfaat diet rendah protein khususnya bagi penderita gangguan ginjal. (Istockphoto/Ben-Schonewille)

Menjalani diet rendah protein bagi penderita gangguan ginjal bermanfaat untuk meningkatkan kualitas hidup mereka, sehingga memiliki potensi umur panjang. Berikut manfaat diet rendah protein lainnya:

1. Meringankan kerja ginjal

Ketika penderita gangguan ginjal mengurangi asupan protein harian, dampak baiknya yaitu bisa mengurangi beban kerja pada organ hati dan ginjal yang sudah terlanjur rusak.

Selain itu, kondisi tersebut membantu meningkatkan metabolisme protein dan mencegah penumpukan urea dalam aliran darah.


2. Membuang sisa urea

Makanan tinggi protein rentan menghasilkan limbah atau disebut urea pada ginjal. Oleh karenanya, diet rendah protein ini sangat membantu membuang kelebihan urea tersebut.

Kadar urea terlalu tinggi dalam darah justru menyebabkan gejala kelelahan, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, perubahan status mental, diabetes, hingga gagal jantung.


3. Meminimalkan gejala kelainan ginjal

Mengurangi asupan protein sangat diperlukan bagi penderita kelainan genetik yang memengaruhi metabolisme protein, seperti penyakit homocystinuria dan fenilketonuria.

Penyakit tersebut biasanya ikut mengganggu pemecahan asam amino tertentu. Dengan menjalani diet rendah protein, maka kondisi ini efektif membantu meminimalkan gejalanya.


Makanan untuk Diet Rendah Protein

Ilustrasi. Terdapat dua kategori makanan untuk orang yang sedang menjalani diet rendah protein, yakni yang dianjurkan dan dilarang. (iStockphoto/Panupong Piewkleng)

Sejauh ini hanya ada dua kategori makanan untuk orang yang sedang menjalani diet rendah protein.


Efek Samping Diet Rendah Protein

Ilustrasi. Efek samping diet rendah protein ketika asupannya terlalu rendah. (iStockphoto/AsiaVision)

Protein diklaim memberi manfaat signifikan dalam menurunkan berat badan hingga mempercepat metabolisme. Tapi bagi sebagian orang protein justru membahayakan kesehatan.

Meski begitu, protein tetap dibutuhkan oleh tubuh namun jumlahnya perlu disesuaikan. jika asupan protein terlalu rendah, hal ini mempunyai efek samping bagi kesehatan, meliputi:

1. Malnutrisi

Pasokan protein yang kurang mencukupi kebutuhan tubuh berisiko menimbulkan malnutrisi pada seseorang.

Sebab protein ini termasuk zat gizi mikro utama dengan peranan penting untuk menjalankan fungsi tubuh dalam memberi energi, hingga mengatur laju metabolisme.

2. Mengalami gangguan fungsi kekebalan tubuh

Tubuh Anda menggunakan protein untuk membentuk kekuatan otot, kulit, tulang, menghasilkan enzim dan hormon penting, serta memperbaiki jaringan.

Studi menunjukkan, kekurangan protein dapat memiliki efek merugikan pada kesehatan, termasuk gangguan fungsi kekebalan tubuh, kehilangan otot, hingga anemia.

3. Menghambat pertumbuhan

Khususnya pada anak-anak dalam masa pertumbuhan, diet rendah protein sangat memengaruhi pertumbuhannya jadi menurun.

Ketika pertumbuhan terhambat, maka kepadatan tulang juga ikut menyusut, dan berisiko kekurangan gizi.

(avd/fef)


Saksikan Video di Bawah Ini:

VIDEO: Saat Polisi Wajib Ikut Program Diet

KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK