Olahraga Sebelum dan Sesudah Vaksin Booster, Bolehkah?

CNN Indonesia
Rabu, 30 Mar 2022 14:15 WIB
Jika dalam waktu dekat Anda akan menerima vaksin booster, sebaiknya tunda dulu aktivitas olahraga. Berikut alasannya.
Ilustrasi. Jika dalam waktu dekat Anda akan menerima vaksin booster, sebaiknya tunda dulu aktivitas olahraga. (iStock/kazuma seki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Karena sudah jadi rutinitas, rasanya badan tak nyaman kalau belum berolahraga. Namun, jika dalam waktu dekat Anda akan menerima vaksin booster, sebaiknya tunda dulu aktivitas olahraga, baik sebelum dan sesudah pemberian vaksin.

Dokter spesialis kedokteran olahraga, Michael Triangto mengatakan, saat dilakukan sebelum booster, olahraga berat akan menurunkan kondisi tubuh dan membuatnya tidak fit.

Sementara olahraga dilakukan setelah pemberian vaksin akan membuat pembentukan antibodi jadi kurang optimal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Olahraga berat akan menurunkan imunitas, kemampuan tubuh untuk membuat zat antibodi terhadap Covid-19 menjadi lebih buruk," kata Michael dalam sebuah wawancara dengan CNNIndonesia.com.

Apa Itu Olahraga Berat?

Michael berkata olahraga kerap dilihat sebagai sesuatu yang relatif atau subjektif. Anda merasa lari 10 km dalam satu sesi sudah begitu berat. Namun, buat orang lain, jarak 10 km belum berarti apa-apa.

Ada parameter pasti dan bisa digunakan siapa pun untuk menentukan intensitas olahraga, termasuk berat atau ringan. Parameter itu adalah denyut jantung.

"Yang disebut berat itu dari mana ke mana? Di atas 70 persen dari denyut jantung maksimal, itu [olahraga intensitas] berat. Kalau 50-70 persen dari denyut jantung maksimal itu enggak berat, ringan sampai sedang saja itu," katanya.

Ilustrasi pria joggingIlustrasi. Masyarakat tak disarankan berolahraga berat sebelum dan sesudah vaksin booster. (iStock/PeopleImages)

Olahraga di zona latihan (training zone) bisa dikategorikan sebagai olahraga dengan intensitas ringan dan sedang. Olahraga seperti ini adalah olahraga dengan tujuan kesehatan.

Untuk mengetahui zona latihan, Anda perlu berhitung dengan rumus berikut.

220 - Usia = detak jantung maksimal

Orang yang berusia 60 tahun, misal, detak jantung maksimal berarti:

220 - 60 = 160 detak per menit

Ini berarti, zona latihan 50-70 persen dari denyut jantung maksimal adalah 80-112 detak per menit. Jika denyut jantung sudah di atas 112 detak per menit, berarti Anda sudah melakukan olahraga intensitas berat.



(els/asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER