Abrahah, yang semula menaruh hormat pada Abdul Muthalib, merasa kecewa dengan permintaan tersebut.
"Aku pada mulanya kagum kepadamu. Tetapi kekagumanku sirna setelah engkau meminta 200 ekor untamu itu dan tidak menyinggung tentang rumah yang engkau dan leluhurmu agungkan, dan yang aku datang untuk merubuhkannya," ujar Abrahah dalam buku Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW (2018) yang ditulis M Quraish Shihab.
Mendengar komentar Abrahah yang angkuh, Abdul Muthalib hanya menjawab, "Unta-unta itu aku pemiliknya. Sedangkan Rumah itu [Kabah] juga ada pemiliknya yang akan membelanya."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Abdul Muthalib pun mempersilakan Abrahah untuk melanjutkan misinya.
Abrahah kemudian mengembalikan 200 ekor unta yang diminta. Unta-unta tersebut kemudian disembelih sebagai persembahan untuk Kabah, yang dilakukannya sembari berdoa kepada Allah SWT agar menjaga Kabah dari serangan Abrahah.
Anehnya, saat pasukan Abrahah mulai bergerak maju melanjutkan misinya, gajah yang ditumpanginya tak mau bergerak ke arah Kabah. Allah SWT mengirimkan burung-burung ababil dan membuat Abrahah beserta pasukannya pun tewas.
![]() |
Suatu ketika, Abdul Muthalib pernah bernazar. Jika Allah SWT memberikannya 10 keturunan, maka ia akan mengurbankan anaknya yang terakhir.
Allah SWT mengabulkan doanya. Abdul Muthalib pun diberikan 10 keturunan. Abdullah bin Abdul Muthalib adalah anak yang paling bontot. Ia juga merupakan ayah Rasulullah SAW.
Abdul Muthalib pun bimbang. Meski Abdullah bersedia untuk dikurbankan, tak tega hati dirinya untuk menyembelih putra kesayangannya.
Hingga akhirnya, seseorang mengusulkan Abdul Muthalib untuk mengundi antara nama Abdullah dengan unta.
Pada awal pengundian, nama Abdullah selalu muncul. Namun, saat Abdul Muthalib menambah jumlah unta yang dikurbankan menjadi 100 ekor, barulah nama unta yang terpilih dalam undian.
Abdul Muthalib pun tak jadi mengurbankan Abdullah.
(asr)