Bagaimana Jika Seseorang Menganut Mazhab yang Bukan Mayoritas?
Selama bulan Ramadan 2022, CNNIndonesia.com menghadirkan program tanya jawab seputar Islam (Tajil). Kali ini, tanya jawab seputar Islam membahas tentang mazhab.
Tanya
Apakah bisa menganut mazhab yang berbeda dengan mayoritas mazhab yang dianut umat Islam di sebuah negara?
Jawab
Narasumber: Dosen UIN Syarif Hidayatullah, Rumadi Ahmad
Assalamualaikum Wr. Wb.
Apakah kita bisa mengikuti mazhab yang berbeda dari mazhab dianut umat Islam mayoritas di negara tertentu?
Bermazhab itu bukan kewajiban, tapi kebutuhan kita sebagai umat Islam, yang tak pernah bertemu secara langsung dengan Rasulullah SAW.
Islam diajarkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Itulah yang kemudian membentuk mazhab di dalam Islam, terutama dalam fikih.
Kalau kita tidak mempunyai kemampuan langsung untuk berijtihad dengan menggali hukum-hukum yang ada di dalam Al-Qur'an maupun hadis, maka bermazhab adalah jalan terbaik di dalam mengamalkan ajaran Islam.
Kita tidak mungkin tahu bagaimana ajaran Islam itu dijalankan jika kita tidak bermazhab.
Misalnya saja tata cara salat. Rasulullah SAW bersabda, 'Salat-lah kamu sebagaimana kamu melihat bagaimana cara kami salat'.
Kemudian, para ulama memberikan penjelasan tata cara salat, yang semuanya dilakukan dalam kerangka bermazhab.
Memang, dalam Islam, ada banyak sekali mazhab. Kita bisa mengikuti mazhab mana saja.
Kalau di Indonesia, mazhab yang kita ikuti adalah Syafi'i.
Lihat Juga : |
Kalau kita mau beralih ke mazhab yang lain, tidak apa-apa, asal kita tahu ilmunya. Kita tahu argumentasinya. Kita tahu bagaimana sebuah perbuatan itu dilakukan.
Tapi, di luar itu, yang jauh lebih penting adalah kita harus memberikan penghormatan atas satu mazhab dengan mazhab yang lain. Tidak menganggap bahwa mazhab kita yang paling benar, tidak menyalahkan mazhab yang lain.
Demikian, semoga bermanfaat.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
(asr)