Baik Boy, Fadli, maupun Melisa menekankan pentingnya kecukupan cairan selama berpuasa.
Harus diakui, kebutuhan cairan ibu hamil dan ibu menyusui banyak daripada orang lainnya dalam kondisi sehat.
Umumnya, seseorang perlu asupan cairan sebanyak 1,5-2 liter air. Sementara ibu hamil paling tidak 2-3 liter air dan ibu menyusui bisa lebih dari 3 liter air. Oleh karenanya, perlu siasat baru agar kebutuhan cairan terpenuhi meski sedang berpuasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini bisa 2 gelas saat berbuka, 4 gelas saat makan malam [dan jelang tidur] dan 2 gelas saat sahur. Bisa juga pakai rumus 3-2-3 [3 gelas saat berbuka, 2 gelas makan malam dan 3 gelas saat sahur]," imbuhnya.
Di bulan puasa, Anda perlu mempertimbangkan kembali asupan kopi. Fadli tidak menyarankan ibu hamil dan ibu menyusui untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung kafein.
Kafein bisa memicu efek diuretik sehingga ibu akan lebih sering bolak-balik kamar mandi untuk buang air kecil.
Biasanya, dalam kondisi hamil besar, volume janin sudah cukup menekan kandung kemih sehingga intensitas buang air kecil akan meningkat. Jika ditambah konsumsi kafein, buang air kecil akan lebih sering dan ibu berisiko mengalami dehidrasi.
Kementerian Kesehatan menyarankan agar berbuka puasa dilakukan secara bertahap. Dalam kondisi hamil, ibu bisa mudah begah atau sesak jika langsung makan dalam porsi besar.
Saat berbuka, utamakan minum air putih dan makanan manis misal kurma sebagai pendahulu. Setelahnya, Anda bisa mengonsumsi makan besar.
(els/asr)