Kisah Manusia yang Tak Bisa Merasakan Sakit

CNN Indonesia
Jumat, 08 Apr 2022 16:31 WIB
Sembari belajar berjalan, putri sulung Patrice Abela meninggalkan jejak kaki darah. Putrinya didiagnosis dengan penyakit langka tak bisa merasakan rasa sakit.
Sembari belajar berjalan, putri sulung Patrice Abela meninggalkan jejak kaki darah. Putrinya didiagnosis dengan penyakit langka tak bisa merasakan rasa sakit. (Pexels/Wesley Wilson)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sembari belajar berjalan, putri sulung Patrice Abela meninggalkan jejak kaki darah. Namun tak terlihat ada rasa sakit yang dialaminya, semua terlihat biasa saja.

Saat itu, Abela menyadari ada sesuatu yang tak beres dengan putrinya.

Putrinya didiagnosis dengan ketidakpekaan bawaan terhadap rasa sakit. Hal ini adalah kelainan genetik yang sangat langka dan berbahaya karena membuat penderitanya bisa menyakiti diri sendiri seumur hidup karena mereka tidak bisa merasakan sakit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Abela, seorang ibu berusia 55 tahun dari Prancis merasa ngeri ketika putri bungsunya juga didiagnosis punya masalah kesehatan yang sama.

Kedua putrinya yang saat ini berusia 12 dan 13 tahun harus menghabiskan waktu tiga bulan setiap tahunnya di rumah sakit.

"Ketika mereka mandi, mereka merasakan panas dan dingin, tetapi jika terbakar mereka tidak merasakan apa-apa," kata ayah empat anak itu kepada AFP.

"Karena infeksi berulang, putri sulung saya kehilangan sendi pertama dari masing-masing jarinya. Jari kakinya juga harus diamputasi."

Cedera lutut yang berulang membuat kedua gadis itu hanya bisa bergerak menggunakan kruk atau kursi roda.

Abela mengatakan mereka mungkin tidak merasakan sakit fisik tetapi meratapi "sakit psikologis"

Hidup tanpa rasa sakit mungkin terdengar seperti mimpi yang menjadi kenyataan tetapi kenyataannya lebih seperti mimpi buruk.

Hanya ada beberapa ribu kasus yang diketahui dari kondisi ini di seluruh dunia. Rendahnya angka tersebut diyakini antara lain karena penderitanya sering tidak bisa bertahan hidup hingga dewasa.

"Nyeri memainkan peran fisiologis utama dalam melindungi kita dari bahaya lingkungan kita," kata Didier Bouhassira, seorang dokter di pusat evaluasi dan perawatan nyeri di rumah sakit Ambroise-Pare di Paris.

Dalam kasus yang paling ekstrim, bayi akan "memutilasi lidah atau jari mereka saat tumbuh gigi", katanya kepada AFP.

Apendisitis, yang muncul pada orang lain melalui gejala seperti nyeri dan demam, dapat berkembang menjadi infeksi umum yang menghancurkan pada perut.

"Kebutaan juga bisa terjadi karena mata harus selalu dijaga kelembapannya dan sistem saraf mengontrol proses ini melalui apa yang disebut refleks berkedip," kata Ingo Kurth dari Germany's Institute of Human Genetics.

Ketidakpekaan bawaan terhadap rasa sakit (Congenital Insensitivity to Pain/CIP) pertama kali dikenal pada tahun 1930-an, dan banyak penelitian telah mengidentifikasi mutasi genetik yang menghalangi kemampuan seseorang merasakan rasa sakit.

"Kami telah mengetahui bahwa sekarang ada lebih dari 20 penyebab genetik dari ketidakpekaan bawaan atau progresif terhadap rasa sakit," kata Kurth kepada AFP.

"Tidak ada obat dan tidak ada terobosan obat yang nyata sejauh ini," kata Kurth.

(chs)


[Gambas:Video CNN]
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER