Pemerintah menegaskan visi misi pariwisata yang berkelanjutan dan mengedepankan kesetaraan sesuai dengan visi G20 'Recover Together Recover Stronger'.
Hal itu dikemukakan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Salahuddin Uno saat berbincang dengan Ketua Majelis Sidang Umum PBB (United Nations General Assembly/UNGA) Abdulla Shahid dalam acara High-Level Thematic Debate di New York, Rabu (4/5).
Menurut Sandiaga, pariwisata berkelanjutan akan mendorong penciptaan lapangan kerja berkualitas sekaligus pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami berfokus pada pemulihan pariwisata & ekonomi kreatif terutama mengalihkan fokus ke kualitas daripada kuantitas Matahari, laut, dan pasir untuk spiritualitas dan manusia," ujar Sandiaga Uno.
Sandiaga Uno menyebutkan bahwa sebanyak 35 juta penduduk Indonesia bergantung pada pariwisata dan ekonomi kreatif. Hal tersebut menandakan kontribusi 4,8 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
"Kami berharap G20 akan membawa solusi dan mewujudkan tema bersama-sama pulih lebih kuat. Dalam Kelompok Kerja Pariwisata G20 mendatang di Labuan Bajo, minggu depan, kami bertujuan untuk menampilkan proyek keberlanjutan pariwisata berbasis masyarakat," tambahnya.
Melalui hal tersebut, pihaknya berharap dapat menghasilkan pertumbuhan investasi di sektor pariwisata senilai US$2,5 miliar dan menciptakan 1,1 juta lapangan pekerjaan pada tahun ini.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Sandiaga menekankan diperlukannya dukungan dari semua sektor terkait.
Pada kesempatan tersebut, Sandiaga juga mendundang Abdulla untuk menghadiri kegiatan yang mendorong kebangkitan pariwisata berkelanjutan. Hal itu terutama sejalan dengan rencana kunjungan Abdulla ke Bali pada akhir bulan ini.
"Kami mengundang Anda untuk datang dan kami akan mengatur kunjungan lapangan sampingan seperti penanaman mangrove, dan restorasi terumbu karang. Sekaligus menyaksikan Desa Wisata Penglipuran yang kami nominasikan mendapatkan penghargaan," undang Sandiaga.
Sandiaga mengaku dirinya amat senang untuk berpartisipasi dalam pertemuan yang dibuat oleh UNGA. Pihaknya juga telah mengerahkan tim kecil untuk mempelajari pariwisata Maladewa selama pandemi sehingga dapat menyusun strategi untuk menarik pasar Timur Tengah dan lainnya.
"Kasus harian kami di Indonesia dari covid-19 telah di bawah 500 per hari yang berarti kami dapat membuka lebih banyak dalam waktu dekat. Indonesia telah mencapai dua dosis vaksinasi sebesar 85 persen. Bahkan di Bali tingkat booster yang diberikan mencapai 60 persen," ungkap Sandiaga Uno.
Sandiaga Uno menyebutkan Indonesia mendapatkan kunjungan dari 17 juta orang wisawatan sebelum pandemi Covid-19. Sedangkan selama pandemi, pihaknya mengalihkan fokus ke pariwisata domestik.
"Kami berharap menerima 3,6 juta kunjungan internasional pada 2022 tetapi dengan pengunjung berkualitas lebih tinggi. Sejauh ini kami telah memperluas penerima 43 negara dan kami berharap untuk membuka lebih banyak setelah ramadhan," ucap Sandiaga Uno.
Lebih lanjut, Sandiaga menyatakan keinginannya untuk kerja sama lebih lanjut yang lebih intensif untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan.
"Saya sangat menanti untuk kerja sama lebih intensif ke depannya. Pemerintah telah mendorong pengembangan pariwisata lokal dengan menciptakan investasi US$2 juta dollar sehingga ekonomi lokal bergerak dan semua mendapat pekerjaan," tambah Sandiaga.
Ketua Majelis Sidang Umum PBB Abdulla Shahid mengungkapkan kedatangannya ke Bali pada 24-27 Mei 2022 merupakan kunjungan yang pertama.
Dia menyebutkan sektor pariwisata memiliki kontribusi terbesar untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, khususnya setelah selama 2 tahun lebih pandemi Covid-19 melanda dunia.
"Sektor pariwisata menjadi perhatian kami khususnya dalam upaya untuk pemulihan ekonomi pasca pandemi. Kami berharap pak Menteri Sandiaga Uno melihat temuan pertemuan ini sejalan dengan pertemuan G20 di Indonesia," katanya.
Pihaknya amat mengharapkan kepemimpinan Indonesia di G20 dapat memberikan dampak yang signifikan bagi banyak negara berkembang. Termasuk salah satunya bagi Maladewa yang memiliki bentuk negara kepulauan yang sama dengan Indonesia.
Abdulla mengaku sangat berharap mendapatkan jawaban terkait pariwisata yang mendorong kesetaraan dalam pertemuan hari ini.
"Salah satu yang ingin kami pelajari adalah bagaimana menghilangkan kesenjangan antara negara kaya dan negara berkembang dengan pengembangan sektor pariwisata. Ada 14 menteri pariwisata yang hadir. Konsep awal dari konsep debat tingkat tinggi ini adalah sebagai produk dari pertemuan rutin dengan para duta besar," tutur Abdulla.
Abdulla Shahid mengungkapkan Maladewa dianugerahi dengan pulau-pulau kecil di mana sejumlah hotel telah mengatur travel bubble dengan India.
Pada 2020, Maladewa menerima 500.000 kunjungan selama penutupan dari target 2 juta. Pada 2021 negara kepulauan itu menerima 1,9 juta orang dan pada 2022 menargetkan kunjungan dari 2 juta orang wisawatan.
"Tetapi jumlah ini diharapkan tidak lebih rendah karena konflik Rusia-Ukraina. Selama ini Maladewa tidak dapat memperoleh visa gratis ke Indonesia. Kami berharap visa akan segera dibuka kembali dan kami akan membawa 300.000 turis Maladewa ke Indonesia," tutup Abdulla.
Sandiaga Uno mengungkapkan banyak tenaga kerja Indonesia di Maladewa yang merupakan lulusan dari 6 politeknik ilmu pariwisata di Indonesia.
"Lulusan dari politeknik pariwisata ini, 10 persen di antaranya dapat bekerja di luar negeri termasuk Maladewa," pungkas Sandiaga Uno.
(aor)