Sebagai makanan, ketupat bukan hal yang baru. Menurut Hikayat Indraputra ketupat telah dikenal sebagai penganan rakyat sejak 1700 Masehi.
Tradisi Lebaran Ketupat sendiri diperkirakan sudah ada sejak lama, bertepatan dengan proses masuknya agama Islam di tanah Jawa.
Dalam beberapa catatan sejarah, Sunan Kalijaga disebut sebagai orang pertama yang memperkenalkan tradisi Lebaran Ketupat. Sunan Kalijaga membudayakan dua kali bakda, yakni bakda lebaran (Idulfitri) dan bakda kupat (Lebaran Ketupat).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari NU Online, lebaran ketupat juga dikenal sebagai kegiatan Syawalan tradisi lebaran yang digambarkan sebagai simbol kebersamaan.
Di Klaten, Jawa Tengah misalnya, lebaran ketupat dikenal dengan sebutan "Kenduri Ketupat".
Di era Wali Songo, Lebaran Ketupat ini biasanya dirayakan dengan memanfaatkan tradisi slametan yang sudah berkembang di kalangan masyarakat.
Pada masa itu, tradisi ini juga menjadi sarana untuk mengenalkan ajaran Islam mengenai cara bersyukur kepada Tuhan, bersedekah, dan bersilaturahmi di hari Lebaran.
Tradisi Lebaran Ketupat tentu bukan hanya sekadar makan ketupat satu pekan setelah hari raya Idulfitri. Ada makna spesial yang terkandung di dalamnya.
Kata ketupat atau kupat berasal dari bahasa Jawa yakni ngaku lepat atau mengakui kesalahan, sehingga dengan ketupat sesama Muslim diharapkan mengakui kesalahan dan saling memaafkan serta melupakan kesalahan dengan cara menimati hidangan ketupat tersebut bersama-sama.
Bukan cuma itu, ketupat juga dianggap mengandung makna filosofis lain. Bungkus yang dibuat dari janur kuning melambangkan penolak bala bagi orang Jawa sedangkan bentuk segi empat mencerminkan prinsip "kiblat papat lima pancer," yang bermakna ke mana pun manusia menuju, pasti selalu kembali kpada Allah.
Tidak hanya ketupatnya, makanan pendampingnya pun yakni opor memiliki makna khusus. Santan yang menjadi salah satu komposisi dalam opor dianggap memiliki arti khusus di lebaran ketupat ini. Santan dalam bahasa Jawa disebut pangapunten alias memohon maaf.
Dilansir dari Detikcom, hampir semua masyarakat di Jawa merayakan lebaran ketupat ini. Mulanya perayaan hanya dilakukan oleh masyarakat daerah Durenan, Trenggalek, Jawa Timur.
Seiring waktu, tradisi Lebaran Ketupat tradisi ini bagi masyarakat Jawa menjadi hal umum yang dilakukan.
(tst/rds)