Bukan rahasia lagi, anjing memang kerap bergerak saat tidur. Gerakan saat tidur pada anjing kerap membuat pemiliknya kebingungan.
Tengok saja June, anjing gembala asal Jerman ini tidur sambil menghentakkan kakinya. Cakarnya juga keluar dan bergerak kencang.
"Dia sepertinya sedang bermimpi mengejar tupai dan kelinci," ujar sang pemilik, Wudan Yan di Seattle, Amerika Serikat, melansir CNN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perilaku anjing seperti yang dialami June adalah hal yang lumrah. Namun, hingga saat ini, para peneliti belum memahami betul alasan dibalik gerakan anjing saat tidur tersebut.
Hanya saja, beberapa penelitian barangkali bisa menjawabnya. Sebuah studi pada 1977 yang dipublikasikan dalam jurnal Physiology & Behaviour menemukan, anjing mengalami fase tidur REM (rapid eye movement) yang lama.
REM sendiri merupakan fase tidur yang dalam dan sering dikaitkan dengan mimpi yang begitu jelas. Saat memasuki fase REM, anjing akan mengalami semacam kedutan, yang salah satunya bisa dilihat dari anggota tubuh dan cakarnya yang bergerak berulang-ulang.
Karena aspek tidur pada anjing mirip dengan manusia, para ilmuwan percaya bahwa apa yang dialami anjing itu adalah mimpi.
"Dari anjing hingga manusia, sebagian besar mamalia menunjukkan kondisi tidur yang sama," ujar ahli saraf dari Washington State University, Marcos Frank.
Namun, ketika gerakan saat tidur menjadi lebih rumit, Frank menduga ada hal lain yang terjadi selain kedutan.
![]() |
Ilmuwan lain pada 1970-an menyebutkan bahwa lesi pada batang otak kucing menyebabkannya jauh lebih aktif saat tidur. Dalam penelitian tersebut, kucing terlihat mengangkat kepala, menggerakkan anggota badan, dan melompat.
"Kerusakan pada pons [struktur pada batang otak] oleh gangguan saraf juga dapat memengaruhi kemampuan otak untuk melumpuhkan tubuh saat tidur. Bagi manusia, gerakan yang keras saat tidur bisa jadi tanda peringatan dini dari penyakit Parkinson," kata Frank. Namun, ia tak yakin hal yang sama juga terjadi pada anjing.
Pada manusia, fase tidur REM sendiri diyakini berperan dalam mengkosolidasikan memori. Beberapa studi menunjukkan hal yang serupa pada hewan.
Dalam sebuah penelitian, peneliti mengamati aktivitas gelombang otak pada tikus yang sedang tidur. Studi yang diterbitkan di jurnal Neuron itu menyimpulkan bahwa tikus mengulang peristiwa yang terjadi hari itu.
Penelitian lain yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports pada 2017 menemukan, anjing menggunakan waktu tidur siangnya untuk memperkuat ingatan yang terbentuk saat terjaga.
"Saat anjing tidur, mereka menghidupkan kembali semacam pengalaman sebelumnya," ujar ahli ekologi dan biologi evolusioner Colorado Boulder University, Marc Bekoff.
(asr)