IDAI: Transplantasi Hati untuk Hepatitis Akut Bukan Perkara Mudah

CNN Indonesia
Selasa, 17 Mei 2022 18:15 WIB
Dokter spesialis anak IDAI, Hanifah Oswari menyebutkan sejumlah faktor yang membuat transplantasi hati untuk hepatitis akut di Indonesia tak mudah dilakukan.
Ilustrasi. IDAI mengatakan bahwa transplantasi akut untuk kasus hepatitis akut bukan perkara mudah di Indonesia. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Dokter spesialis anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Hanifah Oswari mengatakan, metode transplantasi hati untuk kasus hepatitis akut bukanlah perkara mudah.

"Transplantasi hati darurat ini bukan hal yang mudah untuk kita lakukan," kata Hanifah di RSCM, Jakarta Pusat, Selasa (17/5).

Hanifah membeberkan, ada sejumlah faktor yang membuat transplantasi hati sangat sulit dilakukan di Indonesia, terutama untuk kasus hepatitis akut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yang pertama, waktu persiapan yang dibutuhkan pada transplantasi hati normal bisa mencapai sebulan lamanya. Sementara untuk hepatitis akut harus diputuskan dan dipersiapkan secara singkat dalam hitungan kurang lebih sepekan saja.

Kedua, akses untuk pelaksanaan transplantasi hati di Indonesia masih sangat minim, yakni hanya ada di RSCM Jakarta dan Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito di DIY. Sementara transfer hati atau pasien antardaerah membutuhkan waktu yang tidak singkat.

Ketiga, perlu ada persiapan fasilitas kesehatan secara matang hingga laboratorium yang mumpuni. Selain itu, setidaknya perlu dua ruangan operasi untuk melakukan aktivitas transplantasi hati dengan waktu yang cukup lama. Sehingga, apabila tidak dipersiapkan dapat mengganggu operasional pelaksanaan tindakan medis lainnya di sebuah rumah sakit.

"Saya memberikan gambaran kalau itu bukan kasus akut, kita punya waktu sebulan untuk mempersiapkannya. Tetapi, kalau dalam keadaan akut ini ada beberapa hal yang berbeda," ujarnya.

ilustrasi liverIlustrasi. Transplantasi hati untuk hepatitis akut di Indonesia tak mudah dilakukan. (iStockphoto/Milena Shehovtsova)

Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr Cipto Mangunkusumo atau RSCM Lies Dina Liastuti juga mengamini bahwa metode transplantasi hati merupakan tata laksana medis yang sangat rumit dan memerlukan keahlian dari berbagai disiplin ilmu yang nantinya akan tergabung dalam satu tim.

Lies menyebut, selama ini RSCM sudah melakukan transplantasi hati pada bayi dan beberapa kasus pada orang dewasa. Namun, tidak dengan persiapan yang singkat.

"Tetapi kasus untuk transplantasi hepatitis akut ini belum pernah, karena persoalannya tidak mudah mendapatkan donor [hati] yang cepat-cepat ada," ujar Lies.

Lies juga mengaku RSCM akan menjadi salah satu rumah sakit pengampu untuk mendirikan atau membuat beberapa rumah sakit di sejumlah daerah Indonesia mampu melakukan transplantasi hati pada pasien.

Namun demikian, ia mengakui upaya ini tidak mudah lantaran tidak semua rumah sakit di Indonesia memiliki akses dan fasilitas kesehatan yang serupa dan memadai.

"Dan kita sudah selesai menyusun pedomannya [transplantasi hati], dan kita akan minta penetapan dari Menteri Kesehatan, sehingga bisa disosialisasikan, seandainya dari rumah sakit lain yang bisa melakukan transplantasi hati selain di RSCM," jelas Lies.

(khr/asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER