Kini masyarakat tak perlu lagi mengenakan masker saat beraktivitas di luar ruangan. Namun, amankah melepas masker saat hepatitis akut tengah marak di Indonesia?
Hingga saat ini, penyebab hepatitis akut belum diketahui pasti. Namun, para ahli menduga penyakit yang banyak menyerang anak ini juga bisa menular melalui udara.
Kementerian Kesehatan mengimbau supaya Anda lebih bijak menyikapi pelonggaran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru Bicara Kemenkes Mochammad Syahril mengatakan, hepatitis akut yang belakangan menyita perhatian jelas perlu diwaspadai. Dengan demikian, pilihan untuk melepas masker pun harus melihat situasi.
"Walau kemarin sudah diumumkan oleh presiden dengan pelonggaran itu, maka tetap akan ada kewajiban-kewajiban yang harus kita pahami dan kita waspadai apalagi dengan adanya hepatitis ini yang semuanya masih belum diketahui penyebabnya," kata Syahril dalam konferensi pers virtual, Rabu (18/5).
Pelonggaran tersebut, lanjut Syahril, harus dibarengi dengan kewaspadaan. Misalnya, jika di luar ruangan terjadi kerumunan, maka Anda disarankan untuk menggunakan masker. Termasuk juga di sejumlah fasilitas umum.
Penerapan protokol kesehatan, khususnya penggunaan masker, membuat masyarakat sadar bahwa penularan penyakit bisa terjadi melalui saluran napas dan oral (mulut).
Sejauh ini, Kemenkes melaporkan sebanyak 14 kasus yang diduga terkait dengan hepatitis akut per Rabu (17/2). Dari total kasus, sebanyak 13 kasus dinyatakan pending dan satu kasus dinyatakan probable.
Belum ada kasus yang terkonfirmasi positif hepatitis akut misterius. Indonesia dan sejumlah negara di dunia masih menunggu keputusan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Belum ada patogen yang spesifik. Dan di luar negeri pun belum menyebutkan patogen apa yang menjadi penyebab," imbuhnya.
Sebelumnya, tercatat ada sebanyak 18 kasus dugaan hepatitis akut. Sebanyak tiga pasien dirawat di RSCM dan meninggal dengan status dua probable dan satu dikeluarkan dari daftar karena terkonfirmasi DBD.
(els/asr)