Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) telah melaporkan temuan kasus infeksi monkeypox alias cacar monyet langka yang menyerang salah seorang warga di Inggris. Warga tersebut didiagnosis terinfeksi cacar monyet langka seusai kepulangannya dari Nigeria, Afrika Barat.
Lalu, berdasarkan informasi terakhir pada Kamis (19/5), dilansir dari CNN, Spanyol telah mengonfirmasi tujuh kasus cacar monyet di Madrid dan sedang menginvestigasi 22 dugaan kasus. Selain itu, Italia juga melaporkan satu kasus. Kemudian Montreal sedang menginvestigasi 17 kasus dugaan cacar monyet.
re
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Besoknya, tepatnya Jumat (20/5), Australia melaporkan kasus cacar monyet pertamanya. Pasien cacar monyet pertama di Australia ini adalah seorang wisatawan yang baru saja kembali dari Inggris.
Sementara itu, seorang warga Massachusetts, Amerika Serikat (AS) dinyatakan positif terinfeksi virus Monkeypox. Pasien tersebut menjadi kasus cacar monyet pertama di AS.
Melansir USA Today, kasus pertama cacar monyet di AS terjadi pada seorang pria dewasa. Berdasarkan penuturan Departemen Kesehatan Masyarakat Massachusetts, pasien sempat melakukan perjalanan ke Kanada sebelum terinfeksi.
Peringatan Badan Keamanan Kesehatan Inggris juga menyoroti kasus cacar monyet yang sebagian besar menular di antara pria yang mengidentifikasi diri sebagai gay, biseksual, atau pria yang berhubungan seks dengan pria. Kelompok-kelompok tersebut pun disarankan untuk waspada.
Sementara pelonggaran pembatasan perjalanan pasca redanya kasus Covid-19 diduga sebagai penyebab penyebaran cacar monyet yang cukup masif ini.
"Teori saya adalah ada banyak kasus di Afrika barat dan tengah, perjalanan telah dilanjutkan, dan itulah mengapa kita melihat lebih banyak kasus," ujar Whitworth.
"Ini tidak akan menyebabkan epidemi nasional seperti Covid, tetapi ini adalah wabah penyakit yang serius - dan kita harus menganggapnya serius,"imbuh dia.
(pop/rds)