Kerap Diabaikan, Waspadai Benjolan di Tubuh Anak
Sudah semestinya apabila orang tua memperhatikan perkembangan anak secara mendetail. Salah satunya yang tak jarang terjadi, adanya perbedaan bentuk tubuh anak seperti kemunculan benjolan di tempat-tempat tertentu, misalnya pada leher, belakang telinga, tangan atau kaki, badan, serta perut.
Benjolan tersebut bisa berupa tumor, baik jinak atau ganas, bisa juga berupa pembesaran kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening tersebar di banyak bagian tubuh, antara lain di daerah leher, ketika, rongga dada, dan perut yang berfungsi menyaring infeksi lokal yang disebabkan bakteri atau virus.
Dokter Spesialis Bedah Anak Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Nanok Edi Susilo, Sp.B, Sp.BA mengatakan, benjolan pada anak adalah tidak normal dan umumnya diabaikan, dengan harapan akan hilang dengan sendirinya.
"Faktanya, benjolan yang muncul bisa jadi berbahaya, apalagi jika benjolan timbul mendadak dan bertumbuh dengan cepat. Jika timbul benjolan segera lakukan konsultasi dan pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter agar bisa segera dideteksi dan ditangani dengan tepat," kata dr. Nanok.
Pada perut anak, benjolan bisa disebabkan beberapa kemungkinan, misalnya hernia umbilikalis, kista, abses, lipoma, dan hepatoblastoma. Benjolan bisa tidak disertai rasa sakit, kemerahan, rasa tidak nyaman pada perut, atau kemungkinan riwayat trauma sebelumnya, sehingga anak juga tidak merasakan adanya benjolan.
Selain itu, bisa juga tidak ada gejala seperti muntah, pembesaran perut, atau riwayat penyakit lain.
dr. Asri Dwi Rachmawati, Sp.B, Sp.BA, Dokter Spesialis Bedah Anak, Mayapada Hospital Kuningan menjelaskan, hepatoblastoma adalah tumor padat yang jarang, tetapi paling umum terjadi pada anak-anak. Umumnya didiagnosis pada anak usia kurang dari 3 tahun, hepatoblastoma dapat terjadi juga di segala usia anak.
"Pada fase akhir penyakit, barulah tampak adanya benjolan di perut si kecil yang mungkin juga teraba oleh orang tuanya. Pada kondisi ini, sering kali tumor hati sudah berukuran sangat besar," ujarnya.
Jika terdapat gejala pada anak, dr. Asri menyarankan agar orang tua segera melakukan pemeriksaan demi penanganan yang lebih cepat. Biasanya dilakukan dengan USG, pemeriksaan laboratorium juga bisa dilakukan untuk mendeteksi tumor hati pada anak.
"Jika tumor sudah pada tahap lanjut maka akan dilakukan pemberian kemoterapi terlebih dahulu dengan harapan tumor mengecil setelah itu baru dilakukan pengangkatan tumor. Bila tumornya tidak mengecil setelah pemberian kemoterapi, maka tindakan selanjutnya adalah transplantasi hati." kata dr. Sastiono, Sp.B, Sp.BA, Dokter Spesialis Bedah Anak, Mayapada Hospital Kuningan menambahkan.
Sementara pada bayi, benjolan yang umum terjadi adalah hernia, yakni kondisi di mana bagian organ atau jaringan dalam tubuh mendorong bukaan atau area dinding otot yang lemah. Dorongan itu yang menimbulkan benjolan pada area tubuh tertentu.
Adapun jenis hernia pada bayi yaitu hernia inguinalis, hernia umbilikalis dan hernia epigastrik. dr. Nadifa Agil, Sp.BA, Dokter Spesialis Bedah Anak, Mayapada Hospital Bogor BMC menegaskan, pertolongan yang cepat dan tepat tak hanya mencegah timbulnya komplikasi seperti inkarserasi, yaitu jaringan hernia yang 'terjebak' dan tidak mendapat suplai darah dengan baik, tetapi juga akan memberikan prognosis yang lebih baik bagi anak.
"Waspadai apabila hernia pada anak menunjukan tanda-tanda seperti kemerahan, nyeri serta benjolan hernia yang biasanya hilang timbul menjadi terus ada dan tidak dapat hilang kembali. Hernia juga dapat disertai muntah-muntah dan perut anak menjadi kembung," papar dr. Nadifa.
dr. Alifi Maulidyan, Sp.BA, Dokter Spesialis Bedah Anak, Mayapada Hospital Tangerang mengatakan, sebagian besar bayi yang menderita hernia umbikalis dapat sembuh sendiri setelah berusia 1 atau 2 tahun. Namun, jika benjolan terasa sakit, bertekstur keras, atau tidak mengecil hingga anak berusia 2 tahun, dokter akan merekomendasikan metode operasi.
Menurut dr. Alifi, operasi juga dilakukan bila tonjolan yang muncul tidak hilang sampai anak berusia 4 tahun.
"Pembedahan minimal invasif dengan sayatan lebih sedikit dibandingkan pembedahan tradisional. Dengan metode ini, pembedahan anak umumnya pulih dalam dalam waktu yang lebih singkat dan luka operasi pun sangat tersamar. Biasanya anak bahkan dapat kembali kembali ke aktivitas normal, bisa kembali bermain dalam waktu yang sangat singkat," katanya.
Di Pediatric Center Mayapada Hospital, orang tua akan menerima layanan komprehensif untuk buah hati, mulai dari pemeriksaan kesehatan, deteksi dini dan vaksinasi, perawatan medis, tindakan bedah dan rehabilitasi, termasuk untuk kasus jantung, gangguan neurologis, pencernaan, kelainan tulang, dan kondisi lainnya.
Tim Pediatric Center Mayapada Hospital yang terdiri dari dokter spesialis anak dengan subspesialisasi dan dokter spesialis bedah anak yang berkompeten di bidang masing-masing dipastikan siap membantu untuk keluhan anak tercinta. Untuk konsultasi dan pemeriksaan yang aman dan nyaman bersama tim dokter Mayapada Hospital, dapat dilakukan lewat sini.
(aor)