Morula in vitro fertilization (IVF) Indonesia bersama sejumlah dokter ahli menyelenggarakan acara Fertility Talkshow bertajuk 'Mengejar Dua Garis'.
Acara ini dibuat untuk pasangan suami-istri yang ingin mendapat penjelasan seputar program kehamilan. Khususnya program bayi tabung dan pembahasan terkait masalah infertilitas yang sering ditemui pasangan suami istri, hingga dampak bila pasutri menunda kehamilan.
Data menunjukkan bahwa pasangan infertilitas di Indonesia tiap tahunnya terus meningkat, kini tercatat ada 10-15 persen jumlah penduduk di Indonesia mengalami infertilitas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prevalensi wanita usia subur yang mengalami infertilitas diperkirakan mencapai 6,08 persen. Prevalensi infertilitas tertinggi terdapat pada usia 20-24 tahun sebanyak 21,3 persen. Sedangkan prevalensi infertilitas terendah pada usia 40-44 tahun yaitu 3,3 persen.
"Menunda kehamilan dapat memberikan sejumlah dampak seperti menurunnya kesuburan baik laki-laki ataupun perempuan," kata dr. Indra Anwar, Sp.OG dari Morula IVF Jakarta dalam keterangannya, Senin (6/6).
Menurut dr. Indra, penyebab menurunnya kesuburan adalah pertambahan usia, yang dalam hal ini bisa menurunkan jumlah sel telur dalam ovarium dan membuat kualitas sperma tidak sempurna.
"Terutama pada wanita, penurunan kesuburan akan lebih cepat menginjak usia 35 tahun," kata dr. Indra.
Sementara itu, dr. Ivander R. Utama mengatakan, masalah kesuburan bukan satu hal yang perlu dikhawatirkan orang-orang yang menunda kehamilan tetapi memiliki pola makan dan gaya hidup yang sehat.
"Pasti akan ada risiko yang menghantui para wanita yang akhirnya hamil setelah lama menunda. Ketika hamil di usia yang terlalu tua, ada risiko bayi mengalami cacat sejak lahir," kata dr. Ivander.
Narasumber lainnya, dr. Reni Junita menyampaikan, ketika pasutri memutuskan untuk hamil dan menjalani persalinan di atas usia 40 tahun biasanya akan menemukan kesulitan tersendiri. Sebab melahirkan pada usia tersebut membutuhkan usaha yang lebih keras, terutama pada persalinan normal.
"Selain itu kita harus kenali permasalahan tiap diri pasangan, bertambahnya usia pada calon ibu juga akan memengaruhi kondisi fisik dan organ-organ yang ada pada tubuh," ujar dr. Reni.
Kemudian, kata dia, rahim wanita ternyata juga mengalami penuaan, dan kondisi yang tak lagi prima berpotensi memicu komplikasi kesehatan atau masalah infertilitas lainnya.
Meski memiliki risiko tersendiri, menunda kehamilan juga menjadi langkah yang baik untuk masa depan calon buah hati. Kesiapan orang tua, baik secara gaya hidup, mental dan finansial bisa menjadi fondasi yang kokoh bagi tumbuh kembang anak.
"Ketika ingin memiliki momongan setelah beberapa waktu menunda, sebaiknya pasutri mendiskusikan program hamil yang terbaik dengan dokter agar tidak salah langkah, baik melalui inseminasi ataupun program bayi tabung (IVF)," kata dr. Sita Daniswati Utari, Sp.OG dari Morula IVF Tangerang.
Morula Indonesia memberikan solusi dan membantu bagi pasangan suami istri untuk wujudkan impian menjadi orang tua dengan program bayi tabung (IVF).
Morula Indonesia sudah berpengalaman lebih dari 23 tahun dengan menggunakan teknologi terbaru dan sertifikasi internasional. Morula Indonesia juga telah membantu 100.000 pasangan di Indonesia dengan tingkat keberhasilan kehamilan tertinggi hingga 72 persen.
(osc)