Kisah Para 'Pencerita' Candi Borobudur

CNN Indonesia
Sabtu, 11 Jun 2022 13:26 WIB
Jamal, seorang pemandu wisata di Kawasan Candi Borobudur menceritakan pengalaman dan juga kebanggaannya sebagai seorang pencerita Candi Borobudur.
Jamal, seorang pemandu wisata di Kawasan Candi Borobudur menceritakan pengalaman dan juga kebanggaannya sebagai seorang pencerita Candi Borobudur. Ilustrasi. (AFP/GOH CHAI HIN)
Jakarta, CNN Indonesia --

"Hello, Madame. Do you need some help?"

Kelakar dan senda gurau Jamal si pemandu wisata terhenti saat melihat tamu masuk ke kawasan Candi Borobudur. Padahal sebelumnya, ia masih duduk santai dengan pemandu wisata lainnya.

Entah apa yang pria-pria paruh baya ini bicarakan, tapi mereka tampak begitu asyik dengan apa yang dibahas, sekalipun saat itu di kawasan Candi Borobudur panas masih menyengat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka semua mengenakan seragam khusus pemandu wisata dari pengelola Taman Wisata Candi Borobudur. Di bagian dada kirinya tersemat bordiran burung cendrawasih bewarna kuning keemasan yang menandakan tingkat keahliannya.

Tak aneh, Jamal memang sudah menjalani profesi ini selama 20 tahun. Saat itu ia ditawari oleh sang kakaknya untuk bekerja menjadi pramuwisata.

Kakaknya memberikan lembaran koran yang tertulis bahwa Candi Borobudur membutuhkan seorang pemandu wisata.

"Saya ingat betul, siang-siang saya dikasih koran sama kakak saya. 'Ini lho ada kerjaan jadi tour guide di Borobudur, udah sana kamu ikutan biar gak diam di rumah'. Saya lihat dan saya langsung tertarik," kenang Jamal.

Jamal pun mengenang lagi ketika dirinya mempelajari materi tentang Candi Borobudur. Sesekali ia diam sejenak untuk mengingat lagi seperti apa yang ia lakukan saat itu.

Pelan-pelan ia menceritakan bagaimana ia bisa menghapal materi tentang Candi Borobudur. Seingat dia, selama pelatihan, ia mendapatkan buku yang telah disediakan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Magelang.

"Jadi gak mungkin juga kan asal kasih tahu ke tamu apalagi tamu dari luar negeri. Jadi memang harus hapal setelah itu nanti ujian, kalau lolos baru nanti diberikan sertifikat," cerita Jamal.

Sesekali ia juga tertawa bagaimana ia menghapal tiap tingkatan di Candi Borobudur. Walaupun ia pernah diajarkan saat sekolah, tapi namanya susah untuk dihapalkan.

Ada tiga tingkatan di Candi Borobudur seperti dalam kosmologi Buddha. Paling bawah diberi nama Kamadhatu (ranah hawa nafsu), bagian tengah Rupadhatu (ranah berwujud), dan paling atas Arupadhatu (ranah tak berwujud).

Belum lagi di setiap tingkatan terdapat relief yang jumlahnya 1.460 terukir pada dinding dan pagar langkan.

Selain materi tentang candi, kemampuan lain Jamal juga diasah dari tingkah laku saat menerima tamu hingga bahasa. Tak disangka, Jamal telah menguasai 3 bahasa asing yaitu bahasa Inggris, bahasa Korea, dan bahasa Prancis.

Meski tak terlalu fasih, tapi ia yakin bahwa tamu yang ia temani mengerti apa yang ia ucapkan.

A worker cleans volcanic ash off the stupas at the Borobudur temple in Magelang Regency on June 22, 2020, a day after Mount Merapi erupted in nearby Sleman, sending a plume of ash into the sky. - Indonesia's Mount Merapi, one of the world's most active volcanoes, erupted twice on June 21, sending clouds of grey ash 6,000 metres into the sky, the country's geological agency said. (Photo by AGUNG SUPRIYANTO / AFP)Foto: AFP/AGUNG SUPRIYANTO

Suka Duka Seorang Pencerita Candi Borobudur

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER