Kisah Para 'Pencerita' Candi Borobudur

CNN Indonesia
Sabtu, 11 Jun 2022 13:26 WIB
Jamal, seorang pemandu wisata di Kawasan Candi Borobudur menceritakan pengalaman dan juga kebanggaannya sebagai seorang pencerita Candi Borobudur.
Jamal, seorang pemandu wisata di Kawasan Candi Borobudur menceritakan pengalaman dan juga kebanggaannya sebagai seorang pencerita Candi Borobudur. Ilustrasi. (AFP/GOH CHAI HIN)

Suka Duka Seorang Pencerita Candi Borobudur

Selama bercerita dengan Jamal, kawan-kawannya yang lain tak henti-hentinya menyapa para tamu sambil menawarkan jasanya. Namun tak semua tamu yang datang menerima tawaran Jamal dan teman-temannya. Jika 'ditolak' mereka akan duduk kembali di pelataran yang berada di bawah pohon beringin yang rimbun.

Saat itu, seorang kawan Jamal, Sutikna, baru saja ditolak jasanya oleh seorang tamu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yo ngono iku. Ono senenge ono sedihe kalau jadi tour guide, ("Ya begitu mbak, ada sedih dan senangnya kalau jadi tour guide-red)," celetuk Sutikna setelah ia ditolak jasanya oleh tamu yang datang.

Mendengar celetukan Sutikna, Jamal dan kawan-kawan yang lain menanggapinya dengan tertawa renyah. Sehari-harinya, para pencerita kisah Borobudur ini bekerja sejak pukul 07.00 WIB sampai 16.30 WIB. Sebelum pandemi, setidaknya dalam sehari 3-5 tamu bisa digaetnya, kebanyakan adalah tamu asing.

"Kalau selama pandemi untung-untungan, bisa dapat 2 tamu sudah bersyukur," katanya.

Sembari mengingat-ingat, dia mengungkapkan pernah ada masa di mana Borobudur menerapkan pembelian tiket masuk wajib memakai tour guide. Namun, dia tak berhasil mengingat kapan tepatnya hal itu terjadi sampai akhirnya dicabut kembali.

Sekali memandu para pelancong, tarifnya Rp150-200 ribu per dua jam. Sedangkan untuk turis asing sekitar Rp500-750 ribu per dua jam. Namun tarif ini masih ada bagian atau persenan yang harus diberikan ke pengelola. Tapi dia sendiri enggan menyebut berapa persen yang harus diberikannya.

Meski demikian, peluh yang menetes tiap kali memandu tamu ini terbayarkan dengan kesenangan hatinya akan antusiasme pengunjung soal Borobudur.

This picture taken on May 10, 2016 shows Buddhist stupas at the ancient Borobudur temple in Magelang, in Indonesia's central Java province. - For centuries, Borobudur lay hidden under layers of volcanic ash until restoration program undertaken between 1973 and 1984 returned much of the complex to its former glory, and the site has since become a destination of Buddhist pilgrimage. (Photo by GOH CHAI HIN / AFP)Foto: AFP/GOH CHAI HIN

"Senang kalau misal ada tamu yang pakai jasa, nah tapi pas pakai jasa kok orang yang ditemani malah minta waktu yang lebih lama lebih dari 3 jam," kata Jamal.

Jamal mengaku dia kewalahan kalau ada tamu yang memintanya waktu yang lebih lama. Selain rasa lelah karena terus bercerita, ia menganggap itu sudah melebihi batas waktu seorang pramuwisata. Batas minimal tour guide adalah 1 jam dan maksimal 3 jam.

Sebenarnya tidak masalah apabila tamu memberikan tip lebih saat melewati batas waktu. Hal itu berbeda saat ada tamu yang tidak memberikan tip.

"Jadinya cuman dapet haus aja hahahaha," ucapnya disambung tawa.

Senyum Jamal pun mengembang ketika mengenang momen kegembiraannya menjadi seorang pramuwisata. Ia mengaku senang saat dirinya bisa menemani rombongan tamu dari luar negeri.

Ada sebuah kebanggaan tersendiri ketika bisa menceritakan kemegahan arsitektur Candi Borobudur yang tak bisa ditemui di tempat lain. Ia pun tak menampik bahwa keuntungan yang ia dapatkan lebih besar saat menemani rombongan lebih besar ketimbang perseorangan.

"Jadinya cukup untuk menghidupi keluarga saya. Bisa buat nabung, nyekolahin anak sama istri masak," cerita Jamal.

Jamal juga mengingat kembali momen dukanya saat menjadi seorang pencerita. Sering ditolak wisatawan lokal yang kadang terlihat merasa lebih tahu.

Tamu itu pun kadang tak segan-segan memperlihatkan keangkuhannya dengan merasa lebih paham dan lebih tahu.

"Enggak masalah kalau mau nolak, tapi kalau misal sampai bilang seperti itu rasanya kok seperti profesi kami enggak dihargai," keluh Jamal.

(auz/chs)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER