Wanita Rusia Ketar-ketir Susah Implan Payudara Imbas Perang Ukraina

CNN Indonesia
Senin, 11 Jul 2022 14:31 WIB
Perang Rusia dan Ukraina dan sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia membuat negara ini kekurangan stok botox, filler, dan implan payudara. (Istockphoto/BranislavP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Wanita mana yang tak ingin terlihat cantik? Kebanyakan wanita pun tak ragu untuk melakukan berbagai prosedur operasi. Tak terkecuali untuk wanita Rusia.

Ketika berbicara tentang penampilan yang baik, wanita Rusia dengan senang hati melakukannya, bahkan dengan sentuhan operasi plastik. Hanya saja, sanksi Barat setelah intervensi militer Rusia di Ukraina menyebabkan pasokan produk seperti botox dan implan payudara -- sebagian besar diimpor dari negara-negara seperti Amerika Serikat dan Jerman -- bisa menjadi semakin sulit didapat.

Anastasia Yermakova, 37, khawatir: dia mendapatkan suntikan botox (toksin botulinum) terakhirnya pada Februari untuk mengurangi kerutan wajah.

"Ahli kecantikan saya meyakinkan kami bahwa dia masih memiliki stok botox," katanya kepada AFP.

"Tapi saya khawatir," katanya, dengan alasan bahwa pengganti botox lokal kualitasnya lebih rendah.

Tak dimungkiri, Rusia menempati urutan ke-9 secara global soal jumlah prosedur estetika yang dilakukan tiap tahunnya. Menurut International Society of Aesthetic Plastic Surgery, setidaknya ada 621.600 prosedur estetika yang dilakukan pada 2020 lalu.

Dan sektor obat-obatan estetika Rusia bernilai $969 juta pada tahun 2021, naik dua persen dari tahun sebelumnya, menurut konsultan Rusia Amiko.

Segera setelah Presiden Vladimir Putin mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, pembuat obat AS AbbVie, yang berada di balik perawatan keriput Botox, menarik diri dari pasar Rusia yang berkembang karena apa yang disebutnya "peristiwa tragis" di Ukraina.

"Pada bulan Maret, kami melihat kepanikan di antara pasien, dokter, dan pemasok," kata Oksana Vlasova, direktur pengembangan di klinik kecantikan Grandmed di kota kedua Rusia, Saint Petersburg.

"Permintaan meledak, stok botox habis."

Pada bulan April dan Mei, tidak ada impor botox sama sekali, kata Nikolay Bespalov dari RNC Pharma yang menganalisis pasar farmasi Rusia.

Tak cuma kehabisan botox, Rusia juga terancam kehabisan filler asam hialuronat buatan negara-negara di Barat. Filler ini biasanya digunakan untuk membuat bibir jadi lebih penuh, ini adalah salah satu prosedur yang sangat populer di negara tersebut.

Implan payudara juga jadi satu hal yang sulit didapatkan karena perang Rusia dan Ukraina. Semua implan payudara di Rusia diimpor, dengan 60 persen berasal dari Amerika Serikat dan 13 persen dari Jerman, menurut perkiraan industri.

Payudara patriotik
Di tengah masa perang, ahli bedah plastik Dobreikin melihat peluang.

Dia ingin memenangkan klien baru dengan tema patriotik.

Pada akhir Mei, ia melontarkan gagasan tentang implan "RosGrud" (Payudara Rusia), yang bukannya tembus pandang tetapi berwarna bendera Rusia atau seragam militer.

Salah satu kliennya, Nastella Sokolova, seorang desainer berusia 28 tahun, sangat antusias.

"Ini cara saya membela tanah air saya," katanya.

Dokter bedah itu sekarang sedang mencari pemasok di luar negeri yang bersedia membuatkan implan semacam itu untuknya.

Dobreikin memperingatkan agar tidak mengejek proyeknya, menyinggung hukuman keras yang diberlakukan di negara itu bagi siapa pun yang mengkritik tentara.

"Mungkin mereka yang menentang implan patriotik kita juga menentang negara kita?"

(chs/chs)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK