Madinah di mana ada Masjid Nabawi dan makam Nabi Muhammad bukan cuma tempat ibadah bagi jemaah haji dan umrah.
Di satu dari dua kota suci di Arab Saudi ini, jemaah haji dan umrah juga bisa belanja oleh-oleh atau wisata kuliner.
Tak perlu ragu soal bahasa, banyak pedagang atau pelayan toko di Madinah ini bisa berbahasa Indonesia, baik lancar maupun hanya dengan kosa kata unik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat CNNIndonesia.com singgah di Madina, Selasa (12/7), saat berkeliling di sekitar Masjid Nabawi, sapaan berbahasa Indonesia langsung terdengar.
"Indonesia, apa kabar, murah-murah," teriak para pedagang.
Bahkan ada meneriakkan "Jokowi, Prabowo" juga.
Seorang pedagang pakaian juga sempat berteriak "Bos, sini lihat dulu".
Hampir di setiap sudut pertokoan, jika ada wajah-wajah atau perawakan Indonesia, teriakan-teriakan penawaran ini akan terdengar.
Di sebuah kedai ayam goreng, Amin, pengelola kedai itu bahkan lancar berbahasa Indonesia.
"Jokowi, Prabowo ayo pesan-pesan," katanya.
Saat berbincang, warga asli Arab Saudi ini mengatakan bisa berbahasa Indonesia karena punya beberapa teman Indonesia. Selain itu, hampir setiap hari pengunjung yang merupakan jemaah haji dan umrah asal Indonesia makan di tempat miliknya.
Ia mengakui dengan berbahasa Indonesia, banyak pengunjung yang tertarik untuk makan menu ayam goreng atau kentang goreng di tempatnya.
Apalagi selama ini jemaah haji dan umrah asal RI sangat banyak.
Seorang kerabat Amin yang membantu di kedai itu juga bisa berbahasa Indonesia.
Meski lancar berbahasa Indonesia, Amin mengaku belum pernah mengunjungi Indonesia.
"Akhir tahun ini ingin ke Bali dan Jakarta," ujarnya.
![]() Amin pengelola kedai ayam goreng di sekitar Masjid Nabawi, Madinah yang lancar berbahasa Indonesia sehingga menarik pelanggan asal RI. CNN Indonesia/Suriyanto |
Seorang penjaga toko lain juga bisa berbahasa Indonesia meski tak lancar. Ia hanya bisa menyebut angka dalam bahasa Indonesia.
"Dua riyal," katanya saat kami bertanya harga roti.
Saat memberi kembalian uang, ia pun lancar menghitung dalam bahasa Indonesia.
Saat ini roda ekonomi di Madinah mulai kembali berdenyut kencang karena jemaah haji luar negeri mulai diizinkan masuk.
Jumlahnya memang baru 1 juta orang dari jumlah normal dari sebelum pandemi yakni Rp2,5 juta orang.
Indonesia adalah pengirim jemaah haji terbanyak yakni 100 ribu lebih dari kuota normal lebih dari 211 ribu orang.
Namun bisnis oleh-oleh dan kuliner di Madinah belum sepenuhnya normal. Masih banyak toko-toko yang ditinggalkan penyewa karena pandemi, belum buka lagi.
Beberapa restoran khas Indonesia yang dulu mudah ditemui di sini, saat ini juga sudah tutup dan belum buka lagi.
Madinah adalah tujuan utama jemaah umrah dan haji. Jemaah haji akan melaksanakan arbain atau salat wajib 40 rakaat di Masjid Nabawi sambil berdoa di makam
Nabi Muhammad di komplek masjid ini.
Gelombang pertama jemaah haji akan lebih dulu singgah di Madinah sebelum ke Mekah untuk melaksanakan rangkaian ibadah haji. Sementara gelombang kedua akan langsung ke Mekah untuk berhaji sebelum ke Madinah dan pulang ke Indonesia.
Saat CNNIndonesia.com mampir ke Madinah, Selasa (12/7) belum ada kepadatan di masjid yang dibangun nabi ini. Diperkirakan, jemaah haji masih ada di Mekah untuk melakukan tawaf wada atau tawaf perpisahan.
Jemaah haji RI sendiri diimbau menggelar tawaf wada pada Rabu (13/7) atau saat bus salawat yang mengangkut jemaah dari hotel ke Masjidil Haram mulai beroperasi.
Gelombang pertama jemaah haji baru akan dipulangkan pada 15-30 Juli 2022 dari Bandara King Abdul Aziz, Jeddah. Sementara gelombang dua akan dipulangkan dari Bandara di Madinah.
(sur/chs)