Memiliki anak dengan autisme tentu bukan perkara mudah. Tak jarang orang tua merasa khawatir akan tumbuh kembang si buah hati.
Autisme atau autism spectrum disorder (ASD) adalah gangguan pada perkembangan saraf otak. Gejalanya akan terlihat pada dua tahun pertama kehidupan yang berdampak pada fungsi interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat prevalensi autisme di dunia sebesar 0,76 persen. Autisme disebut lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga saat ini, belum diketahui pasti apa yang menyebabkan autisme. Namun, ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko autisme. Berikut diantaranya:
- faktor genetik;
- ibu hamil di usia tua;
- ibu hamil dengan riwayat autoimun, diabetes, atau masalah tiroid;
- mengalami infeksi selama kehamilan.
Sebagaimana dijelaskan di atas, autisme bisa dikenali sejak anak berusia dua tahun. Biasanya mereka akan memperlihatkan ciri-ciri seperti berikut:
- keterbatasan minat;
- perilaku berulang;
- kesulitan berinteraksi sosial;
- sulit fokus;
- sulit berkomunikasi;
- kesulitan melakukan eye contact dengan orang lain;
- seperti memiliki dunia sendiri.
![]() |
Memang, membesarkan anak dengan autisme bukan perkara mudah. Namun, Anda bisa melakukan beberapa tips berikut yang dibagikan oleh dokter spesialis kesehatan jiwa Jimmi Marliston P Aritonang.
Yang utama, orang tua harus menerima kondisi anak dengan baik. Orang tua juga disarankan untuk tidak berekspektasi lebih terhadap kemampuan anak.
Di zaman kiwari, mitos-mitos kesehatan sangat mudah tersebar di tengah masyarakat. Orang tua disarankan untuk berhati-hati dalam menanggapinya.
Misalnya, memberikan minuman herbal atau obat tertentu yang diklaim bisa mengatasi autisme.
Lihat Juga : |
Orang tua juga disarankan untuk mendaftarkan anak mengikuti pelatihan atau pendidikan khusus autisme. Tujuannya, agar anak bisa mandiri dan dapat menemukan minat yang bisa dikembangkan.
Anak dengan autisme perlu menjalankan terapi dan pemeriksaan rutin. Terapi yang dilakukan untuk stimulasi kognitif, motorik kasar, dan motorik halus.
Setidaknya, anak dengan autisme memiliki beberapa kemampuan seperti membaca dan menulis, berkomunikasi, melakukan aktivitas sehari-hari, merawat diri sendiri, dan mandiri seperti makan atau mandi sendiri.
KLIK DI SINI UNTUK ARTIKEL SELENGKAPNYA.