Mitos atau Fakta, Gula Berlebih Bikin Anak Hiperaktif?

CNN Indonesia
Selasa, 27 Sep 2022 20:45 WIB
Ada anggapan yang menyebutkan asupan gula berlebih memicu perilaku hiperaktif pada anak. Benarkah demikian?
Ilustrasi. Ada anggapan yang menyebutkan asupan gula berlebih memicu perilaku hiperaktif pada anak. (Istockphoto/ Nadezhda1906)
Jakarta, CNN Indonesia --

Gula memang dibutuhkan tubuh. Gula berfungsi sebagai energi agar manusia bebas bergerak sepanjang hari. Tapi, benarkah kalau manusia kelebihan gula bisa bikin hiperaktif?

Salah satu sumber energi untuk tubuh adalah gula. Gula bisa didapatkan dari sejumlah makanan, mulai dari nasi hingga buah-buahan.

Ada banyak dampak negatif kelebihan asupan gula. Sebagian orang meyakini gula bisa bikin hiperaktif.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dokter spesialis gizi klinik di RSIA Melinda Bandung, Johanes Casay Chandrawinata membantah anggapan tersebut. Menurutnya, hiperaktif yang disebabkan gula berlebih hanyalah mitos.

"Mitos ya. Tidak ada hubungannya hiperaktif dengan konsumsi gula berlebih. Kalau kelebihan gula itu menumpuk penyakit, bukan hiperaktif," katanya saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (26/9).

Beberapa masalah kesehatan yang bisa dipicu oleh kelebihan gula diantaranya obesitas, diabetes, hingga penyakit jantung.

Tak hanya itu, asupan gula berlebih juga bisa memengaruhi kesehatan anak. Salah satu yang paling umum adalah gigi yang rusak dan berlubang.

"Dan tentunya memicu gula darah tinggi. Makanya, baik anak maupun orang dewasa tidak boleh kelebihan gula," katanya.

Anggapan ini bermula dari seorang ilmuwan Theron G Randolph menerbitkan makalah yang membahas peran alergi makanan terhadap perilaku anak pada 1947 silam.

Di antara faktor-faktor yang dituliskan, Randolph menyebut bahwa kepekaan terhadap gula jagung memicu kelelahan dan ketegangan pada anak. Gejalanya meliputi rasa lelah dan mudah tersinggung.

Namun, mengutip Medical News Today, data ilmiah yang ada justru memperlihatkan bahwa gula tak memberikan pengaruh apa pun terhadap perilaku anak.

Anggapan tersebut mulai muncul sejak era 1990-an. Anggapan itu kemudian dibantah oleh sejumlah penelitian.

Sebuah meta analisis yang mengulas 16 karya ilmiah yang telah ada sebelum menemukan bahwa gula, terutama sukrosa, tidak memengaruhi perilaku atau kinerja kognitif anak.

(tst/asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER