Dalam panduan makanan pendamping air susu ibu (MPASI) teranyarnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat beberapa jenis makanan yang direkomendasikan dan tidak direkomendasikan untuk bayi. Apa saja?
WHO baru saja merilis panduan pemberian MPASI terbaru pada Senin (16/10). Dalam panduan itu, ada tujuh rekomendasi yang dirilis WHO. Dua di antaranya adalah soal pilihan makanan yang boleh dan tidak boleh untuk bayi selama masa MPASI.
MPASI sendiri didefinisikan sebagai makanan tambahan yang diberikan usai bayi mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan. MPASI jadi pelengkap nutrisi yang dibutuhkan dalam tumbuh kembang bayi. MPASI umumnya akan terus diberikan hingga usia 23 bulan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, bukan berarti ibu menyetop pemberian ASI selama masa MPASI. WHO tetap merekomendasikan agar pemberian ASI diteruskan hingga bayi berusia setidaknya 2 tahun.
Makanan jadi salah satu unsur penting dalam MPASI. Di masa ini, bayi mulai diperbolehkan untuk mendapatkan asupan selain ASI.
Makanan dalam masa MPASI biasanya diberikan dalam bentuk gilingan halus yang aman untuk pencernaan bayi.
"Bayi usia 6-23 bulan sebaiknya mengikuti pola makan beragam," tulis WHO dalam rekomendasinya. Pola makan beragam itu termasuk makanan bersumber hewani, buah dan sayur, serta kacang-kacangan.
![]() |
WHO mencatat beberapa makanan yang disarankan untuk MPASI. Ketiga jenis makanan ini harus menjadi komponen kunci asupan energi karena padat nutrisi.
WHO merekomendasikan makanan bersumber hewani seperti daging, ikan, dan telur untuk bayi usia 6-23 bulan. WHO menyarankan agar asupan ini dikonsumsi setiap hari.
Buah dan sayur kaya akan vitamin yang dibutuhkan tubuh. WHO merekomendasikan pemberian buah dan sayur sebagai MPASI setiap hari.
Orang tua juga bisa memasukkan kacang-kacangan dan biji-bijian sebagai bahan MPASI.
"Kacang-kacangan dan biji-bijian seharusnya sering dikonsumsi," tulis WHO. Utamanya, saat asupan daging, ikan, telur, serta buah dan sayur terbatas.
Namun demikian, orang tua disarankan untuk menggunakan biji-bijian utuh, bukan olahan.
Orang tua juga disarankan untuk berhati-hati saat mengolah kacang dan biji-bijian. Pastikan kacang dan biji-bijian diolah ke dalam bentuk halus yang tidak menimbulkan risiko tersedak pada bayi.
Dalam rekomendasinya, WHO juga menyarankan untuk menghindari atau membatasi makanan yang mengandung tepung. Makanan jenis ini disebut tidak menyediakan protein berkualitas sebagaimana yang ditemukan pada sumber hewani.
Makanan bertepung juga, menurut WHO, tak menjadi sumber nutrisi penting yang baik seperti zat besi, zinc, dan vitamin B12.
Dalam rekomendasinya, WHO juga memasukkan daftar makanan yang tak disarankan sebagai bahan MPASI. Berikut daftarnya:
- makanan tinggi gula, garam, dan lemak trans,
- minuman dengan pemanis tambahan,
- pemanis non-gula,
- konsumsi 100 persen jus buah harus dibatasi.
"Diperlukan tindakan kebijakan yang luas untuk mendukung pelaksanaan rekomendasi ini," ujar WHO. Misalnya, kebijakan mengenai pelabelan nutrisi pada kemasan dan praktik pemasaran produk.