Jakarta, CNN Indonesia --
Perpustakaan Taman Ismail Marzuki (TIM) yang juga dikenal sebagai perpustakaan Jakarta Cikini belakangan mencuri perhatian warga Jakarta. Bukan koleksi buku yang dibicarakan, melainkan desainnya yang estetik dan beda.
Akan tetapi, apa perpustakaan ini cuma menawarkan desain estetik nan Instagramable? Rupanya tidak. Kalau Anda penggemar work from anywhere, kali ini mungkin bisa dijajal work from library.
Sebelum bertandang ke Perpustakaan TIM, Anda perlu mendaftarkan diri melalui Jaklitera pada laman perpustakaan.jakarta.go.id, baru melakukan reservasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proses reservasi tidak sulit, tetapi Anda akan 'berperang' memperebutkan kuota 300 pengunjung dengan ratusan calon pengunjung lain. CNNIndonesia.com pun baru mendapat 'kursi' pada hari ketujuh setelah reservasi. Pada Selasa (19/7) membuka laman reservasi dan menemukan hanya Selasa (26/7) yang masih memungkinkan untuk reservasi kunjungan.
Reservasi tidak bisa dilakukan lebih dari H-7 kunjungan. Dari sini bisa terlihat animo warga Jakarta yang begitu besar terhadap kehadiran Perpustakaan TIM.
Kunjungan pada Selasa (26/7) sempat bikin limbung sebab TIM yang sekarang sama sekali berbeda dengan TIM yang dulu. Akses kendaraan baik mobil maupun motor serta pejalan kaki melalui satu pintu.
Perpustakaan TIM terletak di Gedung Panjang. Jika dilihat dari luar, gedung memiliki lapisan panel berwarna hitam. Dari area parkir kendaraan, Anda perlu berjalan kaki tak sampai lima menit, masuk gedung dan naik eskalator.
"Kalau sudah punya barcode [reservasi] bisa langsung masuk ya," kata seorang petugas mengarahkan.
Rupanya panel-panel layar di depan pintu utama perpustakaan digunakan untuk reservasi luring. Mereka bisa saja langsung masuk jika memang kuota belum sampai 300 orang.
Dengan barcode reservasi, Anda akan menukar bawaan Anda dengan totebag transparan dan lanyard dengan nomor. Nomor mewakili nomor loker di mana Anda akan meletakkan barang pribadi. Anda tidak diperkenankan membawa buku, tas kecil, makanan dan minuman.
Tetap nyaman meski 'susah sinyal'
Dari area penitipan barang, Anda perlu naik satu lantai lagi untuk mengakses koleksi buku. Sampai di lokasi, Anda tidak disambut deret buku yang dingin dan kaku. Justru area berundak dengan sisi kiri untuk lalu lintas pengunjung, sedangkan sisi kanan area baca berdampingan dengan rak buku.
Area ini menawarkan buku-buku Kejakartaan atau buku yang berkaitan dengan Jakarta mulai dari sejarah hingga tokoh-tokohnya.
Sebenarnya, Anda bisa saja menumpang kerja di area lantai pertama. Di area sepanjang dekat jendela, terdapat meja dan kursi lengkap dengan colokan. Pun di tepi dekat rak buku pun tersedia area baca.
Barangkali karena 'peak hour' area-area kerja penuh sampai harus ke lantai ketiga area perpustakaan. Ada area ruang baca privat yang dibatasi panel transparan. Area benar-benar di tepi dan menghadap jendela yang tertutup panel hitam tak utuh.
Sempat ada kekhawatiran ruang ini bakal begitu panas dan kurang nyaman untuk bekerja. Hingga akhirnya jelang sore, kekhawatiran ini tidak terbukti. Ruang masih sejuk disirami sinar matahari oranye yang cantik. Golden hour kalau orang bilang.
Akan tetapi, laptop sulit sekali terhubung dengan jaringan internet gratis perpustakaan. Beruntung masih ada smartphone dan kemampuan tethering-nya.
Operasional perpustakaan pukul 9 pagi sampai pukul 5 sore. Satu jam sebelum perpustakaan tutup, cobalah berkeliling.
 Foto: CNN Indonesia/Elise Dwi Perpustakaan Taman Ismail Marzuki (TIM) belakangan mencuri perhatian warga Jakarta. Bukan koleksi buku yang dibicarakan, melainkan desainnya yang estetik dan beda. |
Di lantai pertama, khususnya area belakang, terdapat area anak lengkap dengan koleksi buku anak dan area bermain. Di lantai yang sama, terdapat lorong berlampu temaram berisi koleksi novel. Ini jadi satu dari beberapa sudut di Perpustakaan TIM yang Instagramable termasuk area Koleksi Kejakartaan.
Beranjak ke lantai berikutnya, terdapat area multimedia. Kalau tidak bawa laptop, Anda bisa saja menggunakan fasilitas komputer di sini cukup dengan menunjukkan barcode reservasi.
Kalau ingin baca santai ditopang bean bag warna-warni, Anda tinggal ke lantai ketiga dekat area baca privat.
Akan tetapi yang perlu jadi catatan adalah toilet. Toilet yang seharusnya kering justru becek dan terkesan jorok. Namun saat berkunjung, tidak tampak petugas kebersihan yang rutin mengepel lantai. Rasanya perlu ada inisiatif dari pengunjung untuk bersama-sama menjaga toilet tetap bersih dan kering.
Kemudian yang tak kalah penting dari sebuah perpustakaan adalah fasilitas peminjaman buku. Bagaimana cara meminjam buku di Perpustakaan TIM kalau tidak memiliki KTP DKI Jakarta?
Sempat tersiar kabar bahwa hanya mereka yang punya KTP DKI Jakarta yang bisa meminjam buku. Namun ternyata tidak punya KTP DKI Jakarta pun masih bisa pinjam.
"[Peminjam] harus bisa membuktikan bahwa bekerja atau sekolah di kawasan DKI Jakarta. Kalau sekolah ya bisa pakai kartu pelajar, kartu mahasiswa," kata seorang petugas.
Tertarik buat work from library di Perpustakaan TIM?