Jakarta, CNN Indonesia --
Baby blues syndrome atau sindrom baby blues berkaitan dengan kondisi psikis ibu setelah melahirkan.
Menurut ahli kesehatan, sindrom baby blues harus segera diatasi dan tidak boleh diabaikan begitu saja. Lantas apa itu baby blues dan bagaimana mengatasinya? Berikut penjelasannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Itu Baby Blues?
Baby blues syndrome adalah gangguan suasana hati yang umum terjadi dan kerap dialami oleh seorang ibu pascabersalin.
Dilansir dari Healthline, sekitar 80 persen ibu baru di periode nifas kemungkinan pernah mengalami baby blues. Meski begitu, ada juga yang tidak merasakannya sama sekali.
Biasanya sindrom baby blues muncul di minggu pertama setelah melahirkan. Sindrom ini ditandai dengan munculnya perasaan sedih, cemas, stres, atau perubahan suasana hati.
Meski begitu kondisi ini umumnya hanya berlangsung singkat sekitar 2-3 hari saat masa nifas atau postpartum period. Akan tetapi, ada juga yang merasakannya hingga lebih dari 10 hari.
Apabila kondisi baby blues lebih lama dan menunjukkan gejala parah, mungkin saja si ibu mengalami depresi pascamelahirkan atau postpartum depression.
Penyebab Baby Blues
 Ilustrasi. Penyebab baby blues tidak diketahui (iStockphoto/SolStock) |
Sejauh ini penyebab baby blues belum diketahui secara pasti, tapi kondisi tersebut bisa dipengaruhi berbagai hal.
Utamanya adalah faktor perubahan hormonal yang belum kembali stabil dan perlu penyesuaian. Saat kehamilan, hormon seperti estrogen dan progesteron mengalami peningkatan produksi.
Namun setelah persalinan, hormon-hormon tersebut langsung menurun sehingga turut memengaruhi perubahan mood atau mood swing.
Selain itu, dipicu oleh kelelahan karena kurang tidur. Kemudian ada faktor usia, misalnya umur ibu tersebut masih terlalu muda, komplikasi setelah melahirkan, riwayat depresi, hingga kurang mendapat dukungan sosial dari pasangan atau keluarga.
Gejala Baby Blues
Setelah mengetahui tentang apa itu baby blues, berikut beberapa ciri paling umum yang biasanya akan dirasakan.
- Mudah merasa sedih dan perasaan menjadi sensitif meski karena hal kecil.
- Suasana hati mudah berubah dan kemungkinan gampang tersinggung.
- Cemas berlebih dengan kondisi bayi.
- Gelisah sampai sulit berkonsentrasi.
- Selera makan menurun.
- Merasa tidak memiliki ikatan dengan bayi.
- Terbebani dalam mengurus bayi.
- Insomnia sampai menyebabkan kurangnya waktu tidur.
Cara mengatasi baby blues, baca halaman dua...
Tidak ada cara khusus untuk mengatasi ibu dengan kondisi sindrom baby blues. Namun tak perlu khawatir, Anda dapat melakukan hal berikut.
1. Jangan ragu minta bantuan keluarga
Fase awal menjadi orang tua baru memang tidak mudah, bahkan perlu banyak beradaptasi. Di kondisi ini Anda jangan memaksakan diri melakukan semua kegiatan sendiri.
Jangan ragu meminta bantuan dari keluarga terdekat seperti orang tua, mertua, saudara, termasuk pasangan untuk bergantian mengurus bayi sampai kondisi Anda benar-benar pulih.
Atau bisa juga mempekerjakan babysitter yang sudah berpengalaman dalam mengurus bayi baru lahir.
2. Pastikan mendapat tidur cukup
Setelah melahirkan, sangat memungkinkan Anda tidak mendapat istirahat cukup dari jadwal seperti biasanya. Perlu diketahui bahwa kurang tidur menjadi salah satu pemicu baby blues.
Selain itu, kurang tidur juga memengaruhi mood atau suasana hati sehingga bisa jadi lebih sensitif, mudah marah, stres, cemas berlebih, hingga kelelahan mental.
Pastikan Anda benar-benar memenuhi kebutuhan istirahat tiap malamnya, bahkan tidak ada salahnya jika bayi sedang tertidur Anda pun sama-sama ikut tidur.
3. Penuhi asupan nutrisi
Selama proses pemulihan setelah melahirkan, penuhi asupan tubuh dengan makan makanan tinggi nutrisi supaya mendapat energi ekstra.
Beberapa jenis makanan yang sebaiknya banyak dikonsumsi yaitu sayuran hijau tinggi antioksidan, vitamin A, C, kalsium seperti bayam, brokoli, kubis, sawi.
Buah jeruk, apel, kurma, kacang-kacangan, keju, yoghurt, daging sapi tanpa lemak, atau telur sebagai sumber omega-3.
4. Luangkan quality time bersama pasangan
Meski Anda dan pasangan sama-sama sibuk mengurus bayi, tidak ada salahnya sesekali menyempatkan waktu untuk quality time berdua.
Misalnya, menonton film kesukaan bersama, pergi relaksasi, fine dining, atau sebatas makan berdua di restoran favorit.
Di samping itu, jangan ragu untuk menceritakan apa yang sedang Anda rasakan kepada pasangan. Dibanding hanya dipendam sendiri justru berisiko memperparah baby blues.
5. Melakukan aktivitas yang disukai
Selain quality time dengan pasangan, jangan lewatkan juga melakukan aktivitas lain yang disukai sesuai hobi untuk meredakan sindrom baby blues.
Seperti mempercantik diri ke salon, olahraga ringan, melukis, atau memasak makanan kesukaan. Kegiatan yang menyenangkan tersebut bermanfaat membuat pikiran lebih rileks.
Selama Anda sedang me time, pastikan bayinya dititipkan ke orang-orang tepercaya supaya tidak terlalu khawatir.
Setelah mengetahui apa itu baby blues, penting diingat bahwa kondisi ini umumnya berlangsung sementara dan bisa membaik dengan sendirinya.
Apabila Anda merasa semakin terbebani setelah melahirkan atau muncul gejala-gejala lain, disarankan berkonsultasi ke dokter supaya mendapat pendampingan.