Beberapa merek obat diabetes dari Merck & Co ditemukan terkontaminasi senyawa karsinogen atau yang bersifat memicu pertumbuhan sel kanker. Hal itu diumumkan oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat pada Selasa (9/8).
Ketiga obat yang terkontaminasi dijual dengan nama mereka Januvia, Janumet, dan Steglujan. Senyawa bernama nitrosamin ditemukan di beberapa sampel obat yang mengandung sitagliptin.
"Untuk menghindari kekurangan dan membantu memastikan pasien mendapatkan akses ke pasokan obat, FDA memperbolehkan distribusi sementara sitagliptin," tulis pernyataan FDA, mengutip WebMD.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sitagliptin adalah jenis obat yang digunakan untuk mengontrol gula darah tinggi pada pasien diabetes melitus tipe 2. Penghentian obat secara tiba-tiba bisa berdampak bahaya bagi pasien.
Mengutip Bloomberg, Merck & Co telah mengonfirmasi kabar tersebut. Senyawa nitrosamin terdeteksi dalam beberapa batch obat yang mengandung sitagliptin.
Untuk mengatasinya, perusahaan farmasi ini bekerja dengan otoritas kesehatan di seluruh dunia. Mereka juga menetapkan kontrol kualitas yang tinggi untuk memastikan obat memenuhi standar FDA.
"Kami tetap yakin dengan keamanan, kemanjuran, dan kualitas obat yang mengandung sitagliptin. Tak ada dampak signifikan pada pasokan obat-obatan ini untuk pasien," ujar Merck.
Senyawa nitrosamin ditemukan dalam tiga merek obat mengandung sitagliptin. Diantaranya Januvia, Janumet, dan Steglujan.
Sitagliptin sendiri merupakan salah satu obat yang ditemukan terkontaminasi nitrosamin sejak 2018 lalu. Metformin, obat diabetes populer lainnya, sebelumnya juga pernah terdeteksi mengandung nitrosamin.
FDA mengatakan hingga saat ini tak ada data tersedia untuk mengevaluasi secara langsung potensi karsinogenik pada nitrosamin.
"Saat ini FDA menggunakan informasi yang ada tentang senyawa nitrosamin," ujar FDA.
Nitrosamin sendiri umum ditemukan dalam air dan makanan, termasuk daging yang dipanggang, produk susu, dan beberapa sayuran. Paparan nitrosamin berlebih jangka lama dapat meningkatkan risiko kanker.
(asr)