Jakarta, CNN Indonesia --
Bandara merupakan tempat di mana pesawat dapat lepas landas dan mendarat. Setidaknya fasilitas ini dibangun dengan pertimbangan tata letak geografis, tapi nyatanya tak semua bandara begitu.
Dilansir dari CNN Travel, ada bandara yang bisa dibilang berbahaya, karena letaknya cukup ekstrem, seperti di antara pegunungan yang dikenal dengan hembusan angin kencangnya.
Kebanyakan bandara yang masuk dalam kategori 'C' atau menyeramkan ini membutuhkan pilot yang andal dan lolos dalam latihan khusus. Tidak sembarangan pilot diperbolehkan untuk lepas landas atau mendarat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebab, apabila bukan pilot yang terbiasa menghadapi bandara yang berbahaya, pesawat dikhawatirkan mengalami insiden dan membahayakan penumpang. Berikut 9 bandara yang dianggap berbahaya di dunia.
1. Bandara Kota London, Inggris
Terbang dan mendarat di tepat ibu kota menjadi hal yang tidak biasa akhir-akhir ini, tetapi tidak di kota London. Pesawat yang Anda tumpangi akan meluncur di sekitar gedung pencakar langit dan terbang di antara bangunan-bangunan di sekitar Canary Wharf.
Pesawat akan mendarat dalam posisi sudut yang curam, begitu pula saat lepas landas.
 Bandara Nasional Reagan, Amerika Serikat (Foto: iStockphoto/dlitch) |
2. Bandara Nasional Reagan, Amerika Serikat
Pada tahun 2021, pesawat Frontier Airlines tergelincir di landasan pacu di bandara ini. Salah satu penumpang di maskapai penerbangan itu bersaksi bahwa peristiwa tersebut 'sedikit menakutkan'.
Tapi, Anda tak perlu atau tidak harus terlibat dalam insiden untuk membuat orang merinding di sini. Landasan pacu bandara ini memiliki belokan tajam yang membuat pesawat terlihat sejajar dengan Sungai Potomac.
Belum lagi pesawat harus bisa menghindari zona larangan di seluruh kota yang menjadikan hal ini rumit bagi seorang kapten pilot.
3. Bandara Putri Juliana, Sint Maarten
Video pendaratan pesawat di bandara ini sangat mudah ditemui di media sosial. Rekaman pesawat jet mendarat di bandara salah satu negara di Kepulauan Karibia ini.
Landasan pacu dibangun mengarah lurus ke arah pantai, artinya pesawat akan mendarat tepat di atas kepala. Meskipun kelihatannya menyenangkan, itu sangat berbahaya.
Pada tahun 2017, sempat terjadi sebuah peristiwa di mana seorang wanita tewas karena ledakan mesin jet saat dia bersandar di pagar bandara bersama turis lain.
Ketegangan makin terasa saat berada di dalam pesawat, lepas landas sedikit lebih menakutkan daripada mendarat, karena langsung menuju gunung yang menjulang di belakang bandara.
 Bandara Madeira, Portugal. (Foto: istockphoto/Aliaksandr Litviniuk) |
4. Bandara Madeira, Portugal
Bagi mereka yang pernah menghabiskan waktu berlibur ke Madeira, Portugal, pasti tahu bahwa bandara yang berdiri di tengah pulau ini terkenal dengan pendaratan yang sulit. Terkadang tidak ada pendaratan pesawat sama sekali, karena saking sulitnya.
Bandara ini dibangun dekat dataran tinggi yang berarti tingkat turbulensi dan kecepatan angin sangat tinggi. Di ujung akhir landasan pacu tepat di tepi tebing, tapi untungnya tebing itu tidak terlalu tinggi dengan jalan di bawahnya.
5. Bandara Kushok Bakula Rimpochee, Leh, India
Bandara ini menepati posisi ke-23 sebagai bandara tertinggi di dunia. Bandara Kushok Bakula Rimpochee dibangun berada di ketinggian 10.682 kaki atau 30 ribu meter lebih di atas permukaan laut.
Dikelilingi pegunungan, landasan pacu pendek, angin kencang di sore hari yang berarti penerbangan dibatasi hanya pada pagi hari. Pesawat berbadan lebar dan berat tidak disarankan untuk mendarat dan semuua pilot yang mendarat di sini harus memiliki sertifikat pelatihan khusus.
6. Bandara Paro, Bhutan
Dibangun 2244 meter di atas permukaan laut, Paro menjadi satu-satunya bandara internasional Bhutan. Namun, hanya ada sedikit pilot yang diizinkan untuk mendarat di sana karena kerumitan pendekatannya.
Pendaratan hanya diizinkan dalam kondisi visibilitas yang baik (terutama di siang hari) karena tidak ada radar, sehingga pesawat harus melakukan pendekatan manual. Pesawat juga harus meliuk-liuk di antara bukit dan di atas rumah sebelum berbelok ke landasan.
7. Bandara Congonhas, Brazil
Bandara domestik ini dulunya memiliki masalah dengan drainase yang menyebabkan kecelakaan fatal pada tahun 2007. Setelah itu, landasan pacu dilapis ulang untuk memperbaiki masalah tersebut, tetapi mendarat di sini masih terasa cukup berbahaya.
Hanya berbeda mil dari pusat kota, bandara ini memiliki landasan pacu tunggal. Bandara ini mulai beroperasi pada tahun 1930-an yang di mana dikelilingi pemukiman penduduk, yang berarti pesawat akan terbang di atas blok apartemen dan atap penduduk dari awal hingga akhir pendaratan.
 Bandara Congonhas, Sao Paulo, Brazil. (Photo by Miguel Schincariol / AFP) |
8. Bandara Lukla, Nepal
Mulai dari pegunungan, hembusan angin yang kencang dan landasan pacu yang pendek semua ini dimiliki oleh Bandara Lukla, Nepal. Sering disebut sebagai bandara paling berbahaya di dunia.
Bandara ini menjadi pintu gerbang masuk ke Everest, landasan pacunya terletak di sisi tebing di antara pegunungan. Panjang landasan pacu pun hanya 526 meter dan di ujung langsung jurang.
Saat sang pilot ingin membuat pesawat melambat harus dalam posisi miring ke atas. Tidak ada ruang untuk 'go around' atau terbang kembali di saat pesawat sudah siap-siap mendarat di landasan pacu.
Jika sebuah pesawat berada pada pendaratan terakhir, ia harus segera mendarat. Di akhir drama ketegangan saat mendarat, Anda akan langsung disuguhkan dengan pemandangan gunung yang luar biasa.
 Bandara St Helena. (Foto: AFP/GIANLUIGI GUERCIA) |
9. Bandara St Helena, Saint Helena
Bandara paling menyeramkan terakhir adalah bandara St. Helena yang berada di sebuah pulai terpencil di selatan Samudera Atlantik. Saat pesawat akan mendarat, Anda akan merasakan pendaratan yang bergelombang.
Pergeseran angin begitu terasa di sisi tebing bandara ini yang membuat pesawat mendapatkan hentakan yang kuat saat hendak mendarat. Arahkan pandangan pada pemandangan dataran Longwood, tempat Napoleon diasingkan untuk meredakan rasa takut.
Awalnya, bandara direncanakan untuk pesawat kecil, namun seiring bertambahnya kebutuhan maka landasan pacu diperpanjang untuk mengakomodasi pesawat tipe 757.