Satu pasien positif cacar monyet di Indonesia dilaporkan mengalami gejala ringan. Meski begitu, masyarakat tetap perlu waspada.
Ketua Satgas Monkeypox atau Clades PB IDI Hanny Nilasari mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan. Hal ini bukan hanya dilakukan untuk terhindar dari paparan virus penyebab cacar monyet, tapi juga berbagai penyakit menular lainnya seperti Covid-19.
Dengan dilonggarkannya berbagai kegiatan, bukan berarti masyarakat bisa semakin lengah. Bahkan gejala sekecil apapun harus diwaspadai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bagi yang merasa bergejala [cacar monyet] dapat segera berobat menemui dokter terdekat," kata Hanny dalam keterangan tertulis, Minggu (21/8).
Sementara itu, Ketua IDI Adib Khumaidi menyebut pihaknya juga terus berkoordinasi dengan Kemenkes untuk memantau perkembangan penyakit cacar monyet ini. Tenaga kesehatan di setiap wilayah juga diminta lebih waspada dan segera melaporkan temuan apapun terkait cacar monyet.
"Apabila ditemukan pasien dengan gejala mirip cacar monyet, supaya bisa segera ditangani dan ditindaklanjuti," kata Adib.
Sebelumnya, seorang pria berusia 27 tahun yang berdomisili di Jakarta terkonfirmasi positif cacar monyet. Dia diduga terpapar setelah melakukan perjalanan dari luar negeri.
Gejala yang dialami pria ini tergolong ringan. Hanya demam hingga munculnya ruam di beberapa bagian tubuh, seperti wajah, tangan, kaki, dan area genital.
Cacar monyet sendiri merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus langka. Penyakit ini ditularkan melalui kontak dekat lewat cairan tubuh orang yang terinfeksi.
Cacar monyet telah menjadi penyakit endemik di sejumlah negara Afrika sejak tahun 1980-an. Pada Mei lalu, penyakit ini dilaporkan pertama kali di negara non-endemik, Inggris.
Sejak itu, penyakit cacar monyet telah menyebar ke sejumlah negara, termasuk Indonesia. Hingga saat ini, sebanyak lebih dari 40 ribu kasus telah dilaporkan di 87 negara non-endemik.
(tst/asr)