Bahaya buat Tubuh, Kenapa Minuman Manis Bikin Ketagihan?

CNN Indonesia
Selasa, 27 Sep 2022 12:30 WIB
Ilustrasi. Bukan rahasia lagi, makanan dan minuman manis bisa berbahaya untuk tubuh. (iStock/monkeybusinessimages)
Jakarta, CNN Indonesia --

Minuman dan makanan manis jadi idola banyak orang. Apalagi kini banyak minuman manis kemasan tersedia di pasaran dengan harga bersaing.

Namun, bukan rahasia lagi, terlalu banyak konsumsi makanan dan minuman manis berbahaya untuk tubuh, mulai dari memicu obesitas hingga diabetes tipe 2.

Pertanyaannya kemudian, mengapa gula begitu adiktif bagi sebagian besar orang? Faktanya, ada alasan di balik gula yang bikin ketagihan.

Dokter spesialis penyakit dalam, Zubairi Djoerban mengatakan, ketagihan gula bisa terjadi karena kebiasaan. Kebiasaan ini terjadi sejak kecil. Misal, permen yang diberikan untuk mengatasi anak kecil marah atau ngambek.

"Kalau semua dikonsumsi berlebihan tentu berbahaya," kata Zubairi dalam cuitan di akun Twitter, Senin (26/9). CNNIndonesia.com telah mendapatkan izin untuk mengutip cuitan tersebut.

Kecanduan makanan manis juga terjadi karena kebiasaan lain. Misalnya saja mengikuti dorongan untuk mengonsumsi makanan dan minuman manis saat stres.

"Makan gula itu melepaskan dopamin dalam tubuh kita, sehingga kita merasakan 'kesenangan', ingin mengulanginya lagi, dan frekuensinya akan semakin meningkat," jelasnya.

Cara melihat kandungan gula

Pada dasarnya, es krim, cokelat, kue, atau minuman manis tidak berbahaya. Asalkan semua makanan dan minuman tersebut tidak dikonsumsi berlebihan.

Mencermati kandungan yang ada di dalam makanan dan minuman manis, terutama yang kemasan, juga perlu dilakukan. Terutama kandungan gula tambahan di minuman dan makanan manis kemasan.

Tak bisa dimungkiri, konsumen memang kesulitan mencermati kandungan gula di makanan atau minuman. Tetapi, Food and Drug Administration (FDA) saat ini telah mengembangkan label makanan baru yang mencantumkan gula tambahan secara terpisah.

Ilustrasi. (iStockphoto/HandmadePictures)

Label gula tambahan itu harus dipasang produsen, sehingga memudahkan konsumen untuk melakukan pengecekan. Konsumen juga bisa cek komposisi gula tambahan yang biasanya memakai nama berbeda.

"Seperti [gula tambahan] corn syrup, dekstrosa, fruktosa, glukosa, laktosa, dan banyak lagi," kata dia.

Jadi, berapa gula yang dibutuhkan tubuh setiap hari?

Menurut Zubairi, tubuh tidak membutuhkan gula dalam jumlah banyak. Per hari hanya sekitar 10 persen kebutuhan energi dari gula. Jumlah ini setara dengan 4 sdm atau 50 gram per hari.

Namun, pasien diabetes memerlukan jumlah yang berbeda, yakni di bawah 4 sdt.

"Kalau kelebihan gula bisa menyebabkan kadar gula darah meningkat," kata dia.

Saat kadar gula darah tinggi, tubuh akan mengubahnya menjadi lemak. Jika kelebihan, akan menyebabkan obesitas.

"Dari kondisi obesitas itu, risiko terkena kanker, gangguan jantung, dan otak akan lebih besar," katanya.

Tapi, bukan berarti gula berbahaya untuk tubuh. Gula tetap bermanfaat. Salah satu fungsinya yakni untuk metabolisme tubuh, menyediakan energi untuk menggerakkan aktivitas.

"Tapi, upayakan mengonsumsi gula alami seperti buah, dan jangan lengah terhadap gula tambahan," katanya.

Cara mengontrol konsumsi gula

Zubairi menyebut, sebuah riset pernah dilakukan untuk mengurangi kecanduan gula. Hal ini dilakukan dengan cara menghentikan konsumsi gula selama dua minggu. Cara ini, kata Zubairi, ternyata bisa mengontrol keinginan mengonsumsi gula.

Sementara cara lainnya bisa dilakukan dengan berpuasa. "Bagi yang muslim bisa puasa Senin-Kamis," kata dia.

Selain itu, Anda juga bisa memuaskan hasrat gula dengan lebih sehat. Misalnya, mengganti dengan makan wortel, labu, kelapa, pisang, anggur, atau kurma.

"Lalu, lakukan olahraga yang melepaskan endorfin sehingga Anda 'merasa baik' dan itu bisa membantu mengurangi keinginan Anda konsumsi gula," kata Zubairi.

(tst/asr)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK