15 Mitos HIV AIDS yang Tak Perlu Lagi Dipercaya

CNN Indonesia
Rabu, 31 Agu 2022 08:00 WIB
Kasus HIV di Kota Bandung, Jawa Barat meningkat. Ada banyak mitos HIV AIDS yang beredar sampai saat ini.
Foto: Istockphoto/Vasyl Dolmatov

7. Menular lewat pakaian bekas

Sebagian orang merasa perlu mencuci pakaian second hand alias pakaian bekas dengan air mendidih. Tujuannya bukan soal kebersihan tetapi demi terhindar dari penularan HIV/AIDS. Namun anggapan ini sama sekali tidak benar.

Penularan virus dapat melalui penggunaan jarum suntik yang tidak steril secara bergantian (terutama untuk NAPZA), hubungan seks yang tidak aman dan pemberian ASI pada bayi.

8. Menular lewat pembalut yang terkontaminasi

Sempat beredar info mengenai pembalut dengan barcode tertentu yang mengandung virus HIV. Padahal tidak benar jika virus dapat menular lewat pembalut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

9. Menular dari tukang periksa diabetes dan kolesterol keliling

Jarum untuk pemeriksaan diabetes dan kolesterol tidak memiliki lubang penyimpan darah. Virus HIV yang berada di udara bebas akan mati dalam kurun waktu kurang dari semenit.

10. ODHA sebaiknya tidak mengonsumsi Antiretroviral (ARV) karena bisa merusak hati dan ginjal

Hingga kini, obat yang tepat dikonsumsi ODHA adalah ARV. Sebagai ODHA, Ratri telah empat tahun mengonsumsi ARV dan hingga kini ia tidak mengalami masalah pada organ hati maupun ginjal.

11. Menular lewat tusuk gigi

Ahli penyakit tropik dan infeksi RSCM Erni Juwita Nelwan mengungkapkan bahwa ini risiko tusuk gigi menyebarkan HIV ini sangatlah kecil.

Saliva atau air ludah memang bisa menjadi tempat bersarangnya HIV. Namun demikian, HIV tidak serta-merta bisa menempel dan bertahan hidup terlalu lama di tusuk gigi.

Warga memilih pakaian bekas di kompleks penyedia pakaian bekas di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (12/2). Larangan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan terhadap impor pakain bekas itu, membuat sebagain besar pengusaha pakaian bekas (cakar) merugi karena pendapatan turun drastis, dari Rp. 500.000 hingga Rp. 800.000 per hari menjadi Rp. 150.000 hingga Rp.200.000 per hari. ANTARA FOTO/Zainuddin MN/Rei/ama/15.Foto: ANTARA FOTO/Zainuddin MN
ilustrasi baju bekas

12. Heteroseksual tidak perlu khawatir tertular HIV

HIV tidak peduli orientasi seksual Anda tetapi aktivitas seksualnya. Jika dirunut dari sejarahnya, kebetulan di awal kasus penularan terjadi di kalangan homoseksual.

Namun berjalannya waktu, orientasi seksual tidak berhubungan dengan penularan virus.

Data Kemenkes (Oktober-Desember 2019) menunjukkan yang heteroseksual itu 70 persen positif HIV, sedangkan yang homoseksual 20 persen. 

"Yang heteroseksual merasa aman, hidup baik, tidak nakal, enggak melakukan ini itu, sayangnya masalah penularan bukan dari orientasi seksual tapi aktivitas seksualnya."

13. ODHIV tidak boleh punya anak karena pasti tertular

Saat ini, banyak ODHIV/ODHA hidup seperti orang-orang pada umumnya bahkan berkeluarga dan memiliki anak dengan negatif HIV.

Ahli menjelaskan saat virus di tubuh ibu dinyatakan tak terdeteksi (viral load undetected), ibu tidak akan menularkan ke anak.

[ODHIV/ODHA] harus rutin ARV. Kondisi viral load undetected itu enggak permanen, harus ada upaya mempertahankan. Kalau ARV terputus dalam jangka waktu lama, viral load bisa naik apalagi ditambah stres, tidak menjaga stamina tubuh.

14. Berhubungan Seksual pertama kali tidak dapat menyebabkan HIV

Banyak yang menganggap jika berhubungan seksual untuk pertama kali maka tidak akan menularkan HIV. Faktanya, Penularan HIV bisa kapan saja apabila dilakukannya dengan orang yang mengidap HIV, walaupun hanya sekali.

15. Digigit nyamuk

Faktanya nyamuk tidak memberikan darah kepada kita. Tetapi nyamuk menghisap darah. Jadi hal ini tidak akan membuat kita tertular dan jadi mitos HIV AIDS.

(chs)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER