Studi Temukan Fakta Lain soal Vitamin D, Benarkah Bisa Cegah Covid-19?

CNN Indonesia
Kamis, 15 Sep 2022 11:00 WIB
Vitamin D kerap digadang-gadang sebagai nutrisi terbaik untuk mencegah Covid-19. Namun, dua studi teranyar justru menemukan fakta yang berbeda.
Ilustrasi. Studi menemukan vitamin D tak efektif dalam mencegah Covid-19. (iStockphoto/simon2579)
Jakarta, CNN Indonesia --

Vitamin D kerap digadang-gadang sebagai nutrisi terbaik untuk mencegah Covid-19. Namun, dua studi teranyar justru menemukan fakta yang berbeda.

Sebuah uji klinis teranyar mengungkapkan bahwa efektivitas vitamin D untuk mencegah Covid-19 terbilang kecil. Penelitian yang dilakukan di Inggris ini memberikan asupan vitamin D dosis tinggi dan pada 3.100 orang. Partisipan diketahui berasal dari kelompok orang dengan kekurangan vitamin D.

Menurut penulis studi Adrian Martineau, suplementasi vitamin D pada kedua dosis tinggi dan rendah tidak menurunkan risiko infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), atau risiko keparahan Covid-19 secara khusus, mengutip CNN.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, studi kedua dilakukan pada 34 ribu orang Norwegia. Mereka mendapatkan asupan minyak ikan cod dan plasebo untuk menguji dampak vitamin D pada pencegahan penyakit.

Minyak ikan cod sendiri secara alami mengandung vitamin D dosis rendah, bersama dengan vitamin A dan asam lemak omega-3.

Hasilnya sama, suplemen vitamin D tak mencegah Covid-19 atau kasus infeksi saluran pernapasan atas yang serius.

"Suplemen vitamin D tidak mencegah Covid-19, maupun kasus serius atau infeksi saluran pernapasan akut yang bergejala," ujar penulis studi, Arne Soraas.

Kedua studi tersebut dipublikasikan bersama-sama di British Medical Journal pada Rabu (7/9) lalu.

Vitamin D sendiri berfungsi untuk membantu tubuh menyerap kalsium dan fosfat, sehingga menjaga otot dan gigi tetap sehat. Namun, vitamin D juga dikenal untuk membantu sistem kekebalan tubuh melawan bakteri dan virus yang menyerang.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa kekurangan vitamin D dapat merusak sistem kekebalan tubuh. Beberapa penelitian juga menemukan suplemen vitamin D dapat mengurangi risiko infeksi virus pernapasan dan menenangkan reaksi berlebihan sistem kekebalan tubuh.

Vitamin D pills dropped from bottle on yellow background. Flat lay, top view, free copy space.Ilustrasi. Vitamin D ditemukan tak efektif dalam mencegah Covid-19. (iStockphoto/Aliseenko)

Martinue menegaskan bahwa tidak seperti vitamin C, vitamin D adalah vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin ini akan menyebabkan keracunan jika dikonsumsi dalam dosis yang sangat tinggi.

Di masa-masa awal pandemi Covid-19, para dokter mulai menyoroti orang-orang yang kekurangan vitamin D. Mereka disebutkan memiliki risiko kematian akibat Covid-19 yang lebih tinggi.

Sontak, internet kemudian dibanjiri spekulasi bahwa asupan vitamin D dosis tinggi akan mencegah Covid-19.

(del/asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER