Di Tahun 1929, psikolog asal Jerman Wolfgang Köhler mengadakan eksperimen mengenai hubungan antara bunyi dan bentuk.
Di tahun 2001, Vilayanur S. Ramachandran dan Edward Hubbard juga mengadakan percobaan yang sama untuk menjawab sebuah pertanyaan sederhana, namun revolusioner bahkan hingga saat ini, yakni: apakah bunyi memiliki bentuk?
Pertanyaan ini dieksplorasi melalui koleksi Sport Max untuk musim panas 2023. Dua kata yang sebenarnya tidak memiliki makna tertentu, yaitu Bouba dan Kiki, menjadi pangkal dari koleksi ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bayangkan ketika Anda mendengar kata Bouba dan kata Kiki. Manakah dari kata ini yang kira-kira memiliki bentuk bulat, dan mana yang runcing?
Lihat Juga :![]() Milan Fashion Week Raf Simons dan Definisi 'Prada-Ness' |
Pengamatan dua eksperimen yang berjarak lebih dari tujuh dekade memiliki hasil yang sama, bahwa Bouba 'terdengar' bulat, dan Kiki 'terdengar' runcing. Sport Max menggambarkannya melalui kontras bentuk geometris dan organik.
![]() Sport Max |
Kesan alami dan buatan serta ultra-santai dan berlebihan ditampilkan layaknya duel yang kontras. Tampilan minimal juga lahir dari kontras ini dan menghasilkan pakaian yang ketat menempel kulit. Pola topi menutupi tubuh, dipasangkan dengan rok techno-couture, dicocokkan dengan atasan ultra-cropped.
Palet yang bergantian antara warna acid, pastel, dan warna putih dan hitam disisipkan di seluruh koleksi. Asesoris didominasi oleh alas kaki yang terlihat seperti pahatan, second-skin boots.
Lihat Juga :![]() Milan Fashion Week Kim Jones dan Kreasi Fendi Kontemporer |
Secara keseluruhan, siluet-siluetnya terinspirasi oleh era yang berbeda, dibongkar dan dipasang kembali, mempolarisasikan dresscode masa lalu. A-lines, bahu sempit, pinggang rendah dan siluet flare besar tahun 1950-an diposisikan di samping gaya futuristik tahun 60-an dan tampilan kontra budaya tahun 90-an.
Tentunya gaya ini terlihat seperti cyberpunk yang muncul dari musik tekno. Sebuah koleksi yang playful.
(chs)