Bulan Maret lalu, publik Indonesia dihebohkan dengan kabar label asal Indonesia yang mengadakan fashion show di Paris, yang diduga mengklaim bagian dari Paris Fashion Week.
Kali ini, Paris Fashion Week, ajang fashion dua kali setahun yang diadakan oleh Fédération de la Haute Couture et de la Mode, diikuti oleh 106 label dari seluruh dunia.
Sekitar 64 di antaranya mengadakan fashion show fisik, dan selebihnya mengadakan event gabungan antara presentasi/showroom dan show digital. Tidak ada label asal Indonesia yang masuk dalam kalender resmi di musim ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
FHCM adalah badan resmi yang mengurusi industri fesyen di Prancis. FHCM merupakan asosiasi dagang dengan berbagai merek fesyen dan rumah mode sebagai anggotanya.
Lihat Juga :![]() Paris Fashion Week Dior: Kartografi Paris dan 'Ratu Hitam' Catherine de Medici |
FHCM juga lah yang menentukan keanggotaan (termasuk syarat dan ketentuan), jadwal Paris Fashion Week (melalui ChambreSyndicale de la Mode Féminine, badan yang membawahi bidang mode womenswear), hingga penentuan izin pemakaian label nama 'haute couture' bagi sebuah jenama (melalui badan lain di bawahnya yang mengurusi bidang haute couture, yakni ChambreSyndicale de la Haute Couture).
Saat ini, FHCM dipimpin oleh Ralph Toledano sebagai presiden, dan Pascal Morand sebagai direktur eksekutif.
Tidak semua label yang masuk dalam kalender resmi adalah anggota tetap FHCM.
Untuk bisa mengikuti Paris Fashion Week (dan diikutsertakan dalam jadwal resmi PFW), sebuah label harus merupakan label yang berbadan hukum, memiliki paling tidak satu koleksi komersial, dan beriktikad menjadi anggota resmi kalender PFW dalam jangka panjang, serta bukan jenama yang hanya membuat koleksi aksesori, pakaian renang, lingerie, dan atau koleksi bridal.
Label ini harus mendaftar di platform yang disediakan oleh FHCM. Pendaftaran dibuka dua kali setahun, dan setiap tahunnya setiap anggota akan dievaluasi. Setip musimnya, FHCM akan menentukan label mana saja yang bisa berpartisipasi dalam ajang terbesar di dunia fesyen ini.
Tahun ini, pendatang baru di kalender resmi untuk fashion show adalah A.W.A.K.E. Mode dan Victoria Beckham asal Inggris, Weinsanto asal Prancis, dan Zimmermann asal Australia. Sementara untuk format presentasi, diantaranya ada Anna October asal Ukraina, Boutet asal Prancis, dan Ruohan asal Tiongkok.
Selain itu, Chambre Syndicale de la Mode Féminine juga mengumumkan anggota baru, yakni Christian Wijnants, Gauchere, Off-White, Paul Smith, Rokh, Schiaparelli, Shang Xia, dan Uma Wang.
Sejauh ini, baru ada dua desainer asal Indonesia yang pernah masuk dalam kalender resmi Paris Fashion Week untuk show runway, yakni Harry Halim (Spring/Summer 2012) dan Tex Saverio (Fall/Winter 2014/15).
Musim lalu, Sean Sheila dan Jewel Rocks menjadi dua label asal Indonesia yang dipilih untuk berpartisipasi di showroom yang juga diselenggarakan oleh FHCM, yang merupakan bagian dari kampanye 'Indonesian Designers in Paris by L'Adresse Paris Agency'. Untuk musim ini, Sean Sheila juga kembali membuka showroom hingga 3 Oktober nanti.
Selain nama-nama di atas, ada banyak label asal Indonesia yang pernah membuka showroom, mengadakan show di Paris di luar waktu fashion week, atau selama Paris Fashion Week berlangsung namun bukan bagian resmi (off-schedule), baik untuk koleksi siap pakai, aksesori, maupun adibusana.
Untuk koleksi couture, ada Didit Hediprasetyo yang hingga kini menjadi satu-satunya label yang secara rutin mengadakan show di Paris.
(chs)