Pos Komando merupakan tempat dimana anggota PKI melakukan berbagai kegiatan seperti rapat dan koordinasi. Rumah kecil yang dijadikan Pos Komando ini sebelumnya merupakan rumah milik seorang penduduk daerah Lubang Buaya yang bernama Sueb.
Pada peristiwa G30S/PKI, rumah tersebut digunakan oleh pimpinan gerakan yaitu Letkol Untung untuk mempersiapkan penculikan terhadap tujuh perwira TNI AD.
Dapur umum ini digunakan oleh gerombolan PKI untuk melawan anggota pasukan pemberontakan. Rumah ini dipertahankan keasliannya mulai dari bentuk, isi rumah hingga perabotan yang ada di dalamnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Monumen Pancasila Sakti menyimpan kendaraan yang digunakan oleh gerombolan PKI untuk mengangkut para perwira TNI AD menuju markas mereka di Lubang Buaya.
Dua mobil tua juga dapat dijumpai di sana. Kedua mobil itu yakni mobil dinas yang pernah digunakan oleh Jendral TNI Ahmad Yani sewaktu menjabat menteri/panglima Angkatan Darat pada 1962-1965. Kemudian, mobil dinas milik Pangkostrad Mayjen TNI Soeharto yang pernah digunakan untuk memimin operasi penumpasan pemberontakan G30S/PKI.
Museum yang diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 1 Oktober 1981 bertepatan dengan dwi windu Hari Kesaktian pancasila itu menyimpan barang-barang pribadi milik para perwira TNI AD yang diculik oleh gerombolan PKI. Mulai dari pakaian, peluru yang ditemukan dalam tubuh korban, hingga barang-barang pribadi lain yang digunakan dalam peristiwa tersebut tersimpan di sana.
Museum Pengkhinatan PKI menyuguhkan beberapa diorama yang menceritakan tentang Pemberontakan PKI di berbagai daerah di Indonesia. Mulai dari peristiwa tiga daerah, peristiwa revolusi sosial di Langkat, pengacauan Surakarta, pemberontakan PKI di Madiun, Musso yang merupakan pimpinan PKI tertembak mati, dan pembunuhan masal di Tirtomoyo.
(lna/wiw)