Icha dan Kisah Perundungan Penyandang Cerebral Palsy

CNN Indonesia
Kamis, 06 Okt 2022 20:20 WIB
Sejak kecil, Aisyah Cahyu Chintya atau yang kerap disapa Icha telah didiagnosis mengidap cerebral palsy. Sepanjang hidupnya, perundungan adalah hal yang biasa.
Ilustrasi. Banyak penyandang cerebral palsy yang harus mengalami perundungan. (iStockphoto)
Jakarta, CNN Indonesia --

Cobaan terbesar dialami Aisyah Cahyu Chintya (24) sejak kecil. Sebagai seorang penyandang cerebral palsy, perempuan yang akrab disapa Icha ini kerap mengalami perundungan.

Tak ada seorang pun yang menyangka dirinya akan terkena penyakit tertentu. Termasuk juga Icha.

Sejak balita, Icha telah hidup dengan cerebral palsy. Tak tahu apa-apa, ia hanya mengikuti berbagai proses terapi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya waktu didiagnosis itu masih menuju balita," ujar Icha pada CNNIndonesia.com saat ditemui di kegiatan kampanye Hari Cerebral Palsy Sedunia di kawasan Dukuh Atas, Jakarta, Rabu (5/10).

Jelang remaja, Icha mulai kerap mengalami perundungan. Mulai dari dijauhi, dicela dengan kata-kata, hingga diperlakukan tidak selayaknya manusia biasa.

Bahkan, Icha sempat putus sekolah karena beberapa hal yang membuatnya malu.

"Saya sering di-bully. Itu saya katakan diskriminasi, ya," kata Icha.

Tak cuma di sekolah, perundungan juga kerap dialami Icha saat saat berada di jalan yang notabene merupakan area publik.

Salah satunya terjadi saat Icha tengah pergi ke warung internet untuk memindai ijazah. Belum sempat Icha mengatakan sesuatu, penjaga warnet bergegas memberinya uang Rp500 layaknya pengemis.

Icha jelas merasa geram. Ia tak mau dikasihani orang.

"Saya ini bukan pengemis. Saya ini mampu dan bisa. Saya enggak mau dikasihani sama orang," ujar Icha.

Perundungan juga sering terjadi saat Icha menaiki transportasi umum seperti kereta.

cerebral palsyIlustrasi. Penyandang cerebral palsy kerap mengalami perundungan. (iStockphoto)

"Saya sering pulang pergi naik kereta. Itu bully-nya sangat luar biasa. Yang saya ingat, orang melontarkan 'Kamu digugurin aja'," ujar Icha mengenang.

Namun, Icha memilih untuk tak menanggapi berbagai perundungan itu secara berlebihan. Ia tak memasukkan apa pun yang dilontarkan orang-orang terhadapnya ke hati.

Alih-alih larut dalam kesedihan, Icha justru ingin bangkit. Cerebral palsy terbukti tak menghalanginya untuk menempuh pendidikan sampai sekolah menengah atas.

Icha juga memilih hidup mandiri sejak usia 16 tahun. Tujuannya, ingin keluar dari zona di mana banyak orang yang mengasihaninya.

Icha mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa dirinya bisa hidup mandiri dan melakukan semuanya sendiri hingga saat ini.

Perjalanan panjang perjuangan Icha tak sia-sia. Dia mendirikan sebuah lembaga penyandang disabilitas cerebral palsy pada tahun 2019 yang bernama Jendela Cerebral Palsy. Lembaga ini didirikannya dalam upaya memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pandangan dan pemahaman terhadap penyandang cerebral palsy yang lebih positif.

Dengan adanya lembaga ini, Icha menampung tak hanya para penyandang cerebral palsy, tetap juga para orang tua para penyang. Tujuannya, supaya anak-anak cerebral palsy bisa berkembang dengan baik.

Lewat lembaga ini, Icha berupaya untuk menggaungkan pada masyarakat bahwa orang dengan cerebral palsy sama seperti individu lain pada umumnya.

(del/asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER