Bahaya Kopi Buat Anak: Denyut Jantung Naik sampai Gangguan Tidur

CNN Indonesia
Minggu, 16 Okt 2022 15:00 WIB
Buat orang dewasa, kopi bisa membantu meningkatkan konsentrasi dan juga fokus. Namun apakah kopi punya manfaat yang sama buat anak-anak?
Buat orang dewasa, kopi bisa membantu meningkatkan konsentrasi dan juga fokus. Namun apakah kopi punya manfaat yang sama buat anak-anak?(iStockphoto)
Jakarta, CNN Indonesia --

Banyak orang dewasa tampaknya tak bisa hidup tanpa kopi. Buat orang dewasa, kopi bisa membantu meningkatkan konsentrasi dan juga fokus. 

Kopi juga diketahui punya banyak manfaat lainnya, misalnya menurunkan berat badan sampai membakar lebih banyak kalori. Namun apakah kopi punya manfaat yang sama buat anak-anak?

Meski kopi memiliki sejumlah manfaat seperti meningkatkan fokus hingga mencegah kematian dini, namun bila dikonsumsi anak-anak bakal mengakibatkan dampak buruk, apalagi tanpa batasan takaran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu lantaran anak-anak berbeda dengan orang dewasa. Mereka memiliki tubuh yang lebih kecil dibandingkan orang dewasa, di mana bisa mengalami gangguan akibat mengonsumsi kafein meski dalam jumlah yang tak seberapa untuk orang dewasa.

Denyut jantung dan tekanan darah anak-anak bisa meningkat hanya dengan mengonsumsi kafein. Selain itu, kafein juga bisa memicu asam lambung hingga kecemasan dan gangguan tidur pada anak. Dalam dosis yang tinggi, kafein juga bisa sangat berbahaya bagi si kecil.

"Anak-anak datang ke ruang gawat darurat dengan detak jantung tidak teratur atau yang kita sebut takikardia alis detak jantung cepat," kata dokter anak Mark Corkins, Ketua Komite Nutrisi dari American Academy of Pediatrics dikutip dari CNN, Minggu (16/10).

Mengonsumsi kafein umumnya dibatasi sesuai dengan ukuran tubuh seseorang. Batasan itu pun bisa meningkat seiring dengan tubuh yang membesar sehingga bisa memetabolisme kafein dengan lebih mudah.

Namun, menurut American Academy of Child and Adolescent Psychiatry, apabila seorang anak memiliki tubuh yang kecil di usianya atau memiliki migrain hingga masalah jantung, mereka kemungkinan lebih sensitif terhadap efek kafein.

Di samping itu, Corkins berujar anak-anak cenderung mengonsumsi kafein lantaran melihat orang dewasa, yakni orang tua dan kakak-kakaknya, meminum kopi. Dengan label minuman 'orang dewasa', anak-anak yang mudah penasaran pun meminta untuk ikut mencoba.

"Namun, begitu orang tua memberikan itu, itu menjadi awal mula petaka dan memang lebih mudah mengabulkan permintaan anak-anak dibandingkan cekcok dengan mereka," ujar Corkins.

Sebuah studi pada 2015 yang meneliti para ibu di Boston mengungkapkan bahwa 14 persen dari responden mengizinkan anak mereka yang berusia 2 tahun untuk minum antara satu hingga empat ons kopi sehari, di mana rata-rata empat ons setara dengan setengah cangkir kopi.

Studi itu juga menemukan bahwa 2,5 persen ibu memberikan kopi kepada anak mereka yang berusia 1 tahun.

Padahal, American Academy of Pediatrics menyarankan tidak boleh ada kopi berkafein, minuman soda, minuman elektrolit atau sport drink, maupun produk lainnya untuk diberikan kepada anak-anak di bawah usia 12 tahun. Begitu pula untuk anak usia 12 hingga 18 tahun yang juga diminta membatasi asupan kafein mereka hingga kurang dari 100 miligram per hari.

Pada umumnya, kafein ditemukan tak hanya pada kopi, tapi juga sebotol minuman sport drink, yang mengandung hampir 250 kafein tergantung mereknya. Hal itu berdasarkan temuan yang dilakukan Consumer Reports.

Selain itu, secangkir teh juga disebut memiliki kandungan kafein hingga 47 miligram, dan minuman soda diet yang mengandung sebesar 46 miligram.

Bukan cuma itu, cokelat juga mengandung kafein yang jumlahnya meningkat, seiring dengan warna yang semakin gelap.

Lebih jauh, kafein juga bisa ditemukan di berbagai jenis makanan, seperti permen karet, permen mint, gummy bears, makanan berenergi berbentuk bar, hingga es krim.

Di sisi lain, kafein dinilai tidak bisa mencukupi kebutuhan nutrisi bagi anak. Menurut Corkins, nutrisi yang terkandung dalam susu dan air tidak bisa didapatkan dari kandungan kafein. Sementara itu, gula dan krim yang kerap menjadi pemanis kafein menurutnya bakal menambah lemak dan kalori bagi anak.

"Jika anak Anda merasa membutuhkan kafein untuk menjalani hari, akan lebih baik untuk berkonsultasi dengan dokter anak guna mengidentifikasi akar penyebab dari apa yang membuat dia kelelahan," ujar Corkins.

(chs/chs)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER