Asal-usul Legging, Ternyata Mulanya Jadi Pelengkap Busana Pria
Saban tanggal 18 Oktober diperingati sebagai Hari Legging Internasional. Bagaimana sebenarnya sejarah legging hingga kini jadi salah satu fashion item banyak orang?
Celana ketat ini telah digunakan sejak lama. Pada era 1980-an, celana legging sempat identik dengan suasana disko dan olahraga aerobik.
Tak hanya nyaman dipakai, mengenakan celana legging juga dapat menonjolkan bentuk kaki yang indah. Tak heran jika banyak wanita yang menyukai jenis celana ketat ini.
Namun, jika merunut sejarahnya, siapa sangka jika legging justru mulanya digunakan oleh kaum Adam?
Asal-usul legging dimulai dari abad ke-14 di Skotlandia. Mengutip berbagai sumber, digunakan oleh pria, celana ini menjadi pelindung dan penghangat dari kondisi dingin di luar.
Kulit rusa jantan yang tebal dan halus digunakan sebagai bahan dasar legging. Bahan ini dipercaya dapat memberikan kehangatan di tengah udara dingin.
Hingga kini di beberapa tempat, kaum pria masih mengenakan legging sebagai penghangat, terutama di negara yang beriklim dingin seperti Rusia.
Pada Perang Dunia ke II di tahun 1940, para prajurit perang juga menggunakan legging sebagai pelindung dari kotoran dan binatang berbahaya yang dapat menerobos masuk ke dalam pakaian dan sepatu. Tak hanya itu, legging juga digunakan demi melindungi prajurit dari kecelakaan seperti cedera pergelangan kaki dan lainnya.
Evolusi celana legging modern dimulai pada 1950-an. Para aktris di era itu mulai mengenakan legging sebagai bagian dari pakaian sehari-hari mereka.
Misalnya saja aktris Italia, Sophia Loren, yang pernah difoto tengah menari dengan sepasang legging hitam yang menawan pada 1955 silam.
Tak lama setelah itu, ikon fesyen seperti Audrey Hepburn dan Ann-Margaret mengenakan celana yang serupa. Pada saat itu, legging tidak terbuat dari spandex atau katun yang melar.
Faktanya, banyak yang menganggap legging tahun 50-an jauh lebih ketat dibandingkan dengan standar ketatnya celana tersebut saat ini.
Pada tahun 1958, seorang ahli kimia terkenal bernama Joseph Shivers menemukan likra, atau dikenal sebagai spandeks. Hal ini memungkinkan legging untuk berkembang menjadi celana melar slim-fit yang kita kenal dan cintai saat ini.
Dari titik ini dan seterusnya, perancang busana mulai mengeksplorasi kemungkinan memadukan legging dengan gaun dan rok. Barulah di tahun 1960-an, legging mulai merambah dunia mode.
Popularitas legging di dunia mode tampaknya tak main-main. Penjualan legging bahkan sempat mengalahkan penjualan celana jeans di banyak negara bagian Amerika Serikat pada awal 1990-an.
Kala itu, legging terlihat catchy saat dipadukan dengan kaus oblong, oversize sweater, dan sneaker. Namun, tak lama kemudian tren legging mulai meredup hingga sekitar awal 2000-an.
Penggunaan legging hingga kini sebenarnya masih cukup ramai. Banyak kaum hawa memadukannya dengan kemeja panjang, sweater, dan masih banyak lagi. Legging juga umum digunakan untuk berolahraga ke pusat kebugaran.
(del/asr)