Ciuman yang meninggalkan bekas alias cupang kerap jadi 'PR' buat sebagian orang. Namun, ada beberapa fakta menarik soal cupang, yang ternyata salah satunya adalah pernah memicu stroke.
Cupang sebenarnya hanya memar yang muncul di area tubuh setelah mendapatkan ciuman, gigitan, atau isapan di area tertentu. Umumnya, ciuman jenis ini diberikan pada bagian leher.
"Si pembuat cupang menempelkan bibir ke leher dan menciptakan vakum [isapan]. Jika vakum itu cukup kuat, kapiler kecil di kulit pecah dan mengakibatkan apa yang disebut dokter 'ecchymosis' atau memar," jelas ahli kesehatan remaja Sydney Spiesel, dikutip dari NPR.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembahasan soal cupang jadi menarik. Pasalnya, tak semua orang menyukainya.
Namun, terlepas dari itu, ada beberapa fakta menarik seputar cupang yang patut diketahui.
Cupang sempat diteliti secara ilmiah bukan pada manusia, melainkan pada hewan. Havelock Ellis, psikolog yang lahir pada 1800-an, menuliskan bukti 'gigitan cinta' ini yang tertuang dalam jurnal Studies in the Psychology of Sex.
Seperti dikutip dari Bustle, Ellis mencatat bahwa mamalia jantan menyerang dan memegang leher mamalia betina di antara gigi sebelum kawin.
Saat itu, ia menganalisis aktivitas tersebut dengan mengaitkannya dengan heteronormativitas. Menurutnya, menggigit leher merupakan naluri dan representasi dominasi laki-laki dan ketundukan perempuan.
Hanya saja, kini cupang dikenal sebagai ekspresi seksual non-gender.
Anda bisa menemukan bahasan cupang di kitab Kama Sutra. Dalam bab lima teks kuno tentang seksualitas ini, cupang diibaratkan karang dan permata.
Di sini dijelaskan proses memberi dan menerima cupang. Cupang dijelaskan sebagai proses 'menyatukan gigi dan bibir...di mana bibir adalah karang dan gigi adalah permata'.
Teks dalam Kama Sutra menekankan bahwa gigitan cinta idealnya dilakukan oleh gigi yang sangat baik dan bebas dari cacat.
Simak fakta menarik tentang cupang lainnya di halaman berikutnya..