Studi Temukan 'Obat' untuk Atasi Mimpi Buruk

CNN Indonesia
Senin, 28 Nov 2022 21:47 WIB
Mimpi buruk bisa terasa sangat mengganggu. Namun, studi terbaru menemukan 'obat' untuk mengatasi mimpi buruk. Ilustrasi. Studi terbaru menemukan 'obat' untuk atasi mimpi buruk. (iStockphoto/Tero Vesalainen)
Jakarta, CNN Indonesia --

Mimpi buruk bisa terasa sangat mengganggu. Apalagi bagi orang dengan masalah mental seperti gangguan cemas dan depresi.

Jika dibiarkan, mimpi buruk dapat merusak pola tidur. Lebih parah lagi, pada akhirnya akan mengganggu kesehatan.

Jika gambaran dari mimpi buruk itu terus menghantui, maka kondisi itu disebut dengan gangguan mimpi buruk. Kondisi ini biasanya akan menimbulkan rasa takut saat hendak tidur dan bisa memicu mimpi menakutkan lainnya.

Namun, studi terbaru menemukan 'obat' untuk mengatasi mimpi buruk. Studi menemukan bahwa memainkan suara dalam memori seseorang dikaitkan dengan hasil positif selama fase rapid eye movement (REM). Kondisi ini menurunkan risiko mimpi buruk hingga empat kali selama terapi dasar.

Studi ini mengikutsertakan 36 orang peserta dengan gangguan mimpi buruk. Kesemuanya diminta untuk menjalankan imagery rehearsal therapy (IRT). Konsep ini dilakukan dengan 'membuat ulang' mimpi dengan cara yang lebih positif.

Sebanyak 18 orang di antaranya mendapatkan intervensi suara piano saat mencoba membuat ulang mimpinya. Sementara 18 lainnya tidak mendengarkan suara apa pun.

Hasilnya, studi yang diterbitkan dalam jurnal Current Biology ini menemukan bahwa suara memberikan efek pada fase REM sebagaimana dijelaskan di atas.

"Perkembangan ini menjanjikan. Tampaknya menambahkan suara yang tepat selama tidur REM menambah efek IRT yang merupakan standar terapi yang digunakan saat ini," ujar Timothy Morgenthaler, pemimpin studi dari American Academy of Sleep Medicine, melansir CNN.

Tak cuma itu, terapi juga ditemukan dapat mengurangi suasana hari dan kualitas tidur.

Selain itu, kelompok yang mendengarkan suara piano itu juga melaporkan pengalaman mimpi yang lebih menyenangkan dibandingkan kelompok lain.

Namun demikian, penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk memverifikasi hasil studi tersebut.

(del/asr)


[Gambas:Video CNN]
Lihat Semua
SAAT INI
BERITA UTAMA
REKOMENDASI
TERBARU
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
LIHAT SELENGKAPNYA

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

TERPOPULER