Penyebab myopia dibagi dalam dua hal. Pertama faktor kebiasaan dan yang lainnya adalah genetika.
Lingkungan dan kebiasaan bisa membuat seorang anak menderita myopia. Berbagai penelitian menunjukkan, kurangnya aktivitas di luar ruangan, membaca buku, hingga penggunaan gawai yang berlebihan bisa menyebabkan anak mengalami myopia.
"Kurangnya kadar vitamin D dalam tubuh juga bisa membuat seseorang beresiko lebih tinggi mengalami myopia," kata dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Myopia juga bisa dialami anak karena ada gen dari orang tuanya. Anak yang memiliki orang tua dengan myopia memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita myopia. Namun hal tersebut dipengaruhi oleh faktor gizi, lingkungan, kebiasaan, dan faktor eksternal lainnya.
Pengobatan
Para ahli saat ini masih mencoba mencari metode pengendalian myopia (myopia control) untuk mencegah dan menahan laju pertumbuhan myopia.
Pengendalian misalnya dengan cara pemberian obat seperti atropine dosis rendah, lensa kacamata khusus myopia control, dan lensa kontak khusus myopia control diyakini bisa mencegah myopia anak makin buruk.
Meski begitu, tingkat keberhasilannya dipengaruhi oleh beberapa hal. Mulai dari usia, durasi perawatan, dan kepatuhan (compliance) terhadap terapi.
"Makanya pemilihan terapi untuk anak disesuaikan dengan kondisi mata anak, usia, laju pertumbuhan myopianya, dan tetap mempertimbangkan faktor kebiasaan anak, hobi, cara belajar, dan kegemarannya," katanya.
Anda juga bisa melakukan pencegahan dengan melakukan pemeriksaan mata anak rutin, perbanyak aktivitas di luar ruangan, batasi penglihatan jarak dekat seperti penggunaan gawai dan membaca buku, dan konsumsi makanan bergizi.
"Pembatasan penglihatan jarak dekat dapat dengan menerapkan rumus 20:20:20 yakni, istirahatkan mata selama 20 detik, setelah melihat jarak dekat selama 20 menit, dengan melihat objek pada jarak 20 kaki (6 meter)," jelasnya.
(tst/wiw)