Pakar Wanti-wanti Varian 'Pi' yang Berpotensi Gantikan Omicron

CNN Indonesia
Senin, 21 Nov 2022 20:30 WIB
Ilustrasi. Para ilmuwan kini tengah menyelidiki kemungkinan munculnya varian baru yang dapat membawa gelombang infeksi baru (iStockphoto/oonal)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejak ditemukan pada Desember 2019 lalu, virus corona penyebab Covid-19 terus bermutasi. Kini, Omicron menjadi varian yang paling mendominasi sejak pertama kali terdeteksi pada November 2021.

Namun, saat ini para ilmuwan telah mendeteksi varian baru yang berpotensi dapat menggantikan Omicron, yakni varian Pi.

Awalnya, varian Omicron menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia. Salah satu pasalnya, varian ini sangat mudah menular. Tak cuma itu, 32 mutasi pada protein lonjakannya juga menunjukkan bahwa varian tersebut punya kemampuan mengelabui kekebalan tubuh.

Apa itu varian Pi?

Para ilmuwan saat ini sebenarnya sedang menyelidiki apakah varian baru yang besar akan muncul dan membawa gelombang infeksi baru. Saat varian baru itu muncul, para peneliti sepakat akan menyebutnya sebagai varian Pi. Penamaan ini diambil dari huruf berikutnya setelah Omicron dalam alfabet Yunani.

Baru-baru ini, para ilmuwan terkemuka dari Inggris, Jepang, dan Australia berkumpul di Institut Penelitian Kesehatan Afrika untuk membahas prospek dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada Covid-19 di masa depan.

Dalam pertemuan itu, salah satu yang dibahas adalah mengenai varian Pi. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa Pi berpotensi lebih parah dibanding Omicron, sementara beberapa lain beranggapan justru Pi tak perlu dikhawatirkan.

Melansir Independent, seorang ahli virus sekaligus profesor di Imperial College, Wendy Barclay mengatakan bahwa varian Pi kemungkinan akan muncul di masa depan dan berpotensi lebih parah dari Omicron. Hal ini dikarenakan varian tersebut bisa lolos dari beberapa tingkat kontrol atau efikasi vaksin, atau berubah secara inheren.

Namun demikian, Barclay juga belum bisa memastikan hal tersebut.

Hal berbeda diungkapkan oleh profesor dari University College London, Inggris, Greg Towers. Ia mengatakan bahwa meski ada lebih banyak perubahan dalam susunan genetik virus, varian baru ini tak akan mengakibatkan penyakit yang serius.

Sementara itu, profesor Alexi Sigal dari AHRI menyampaikan adanya anggapan bahwa ringannya penyakit yang disebabkan Omicron dipengaruhi oleh program vaksinasi. Menurutnya, beberapa orang percaya bahwa vaksinasi membuat infeksi jadi tak seberapa parah.

Namun, Sigal memperingatkan bahwa varian ini mungkin dapat membawa manusia kembali ke titik awal perang melawan Covid-19.

Tak hanya itu, kurangnya pengujian Covid-19 di suatu negara juga berdampak pada ketidaksiapan mereka untuk menghadapi masalah yang akan datang dari varian baru seperti Pi.

(asr/asr)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK