Jumlah Sperma Turun Terus Tiap Tahun, Ancam Kelangsungan Manusia?

Elise Dwi Ratnasari | CNN Indonesia
Sabtu, 19 Nov 2022 20:23 WIB
Ilustrasi Sperma. Jumlah sperma teurs menurnu tiap tahun. Berpengaruh kepada keberlangsungan manusia? Foto: Thinkstock/Sashkinw
Jakarta, CNN Indonesia --

Jumlah sperma menurun? Anda tidak sendiri. Menurut sebuah studi, jumlah sperma ternyata menurun hampir 3 persen per tahun.

Tim peneliti memperbaharui ulasan yang diterbitkan di jurnal Human Reproduction Update pada 2017. Sebanyak tiga ribu jurnal yang mencatat jumlah sperma pria dan diterbitkan antara 2014-2020 disisir hingga mendapat 38 jurnal yang sesuai kriteria.

Mereka menemukan jumlah sperma turun lebih dari 1 persen per tahun antara 1973 dan 2018. Kemudian saat analisis dibatasi pada tahun-tahun tertentu, ternyata penurunan jumlah sperma kian cepat dari rata-rata 1,16 per tahun setelah 1973 lalu menjadi 2,64 per tahun setelah 2020.

"Sungguh luar biasa bahwa sebenarnya penurunannya meningkat," kata penulis studi sekaligus ahli epidemiologi Hagai Levine seperti dikutip dari CNN.

Jumlah sperma disebut normal jika jumlahnya lebih dari 40 juta per mililiter. Sementara pada tingkat populasi, jumlah rata-rata sperma turun dari 104 juta menjadi 49 juta per mililiter terhitung dari 1973 hingga 2019.

Apa penyebabnya?

Penulis studi tidak memiliki cukup data untuk sampai pada simpulan penyebab. Levine mengungkap hal ini perlu dipelajari lagi.

Kendati demikian, riset lan telah menemukan beberapa faktor penyebab penurunan jumlah sperma. Salah satu penyebabnya adalah gangguan kesehatan reproduksi pria sejak dalam kandungan.

"Kita tahu bahwa ibu yang stres, ibu yang merokok dan terutama paparan bahan kimia buatan manusia yang ada di dalam plastik, seperti phthalates, mengganggu perkembangan sistem reproduksi pria," kata Levine.

Sementara itu, peneliti menyebut jika penurunan terus berlanjut, hal ini bisa berdampak penting bagi reproduksi manusia. Dengan kata lain, penurunan sperma bakal berdampak pada kelangsungan manusia.

Temuan ini memicu perdebatan di kalangan ahli fertilitas pria. Namun hampir semua ahli setuju masalah ini perlu studi lebih lanjut.

"Saya pikir salah satu fungsi mendasar dari setiap spesies adalah reproduksi. Jadi saya pikir jika ada sinyal bahwa reproduksi sedang menurun, saya pikir itu adalah temuan yang sangat penting," kata Dr. Michael Eisenberg, ahli urologi dari Stanford Medicine yang tidak terlibat dalam studi.

(lth/lth)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK