Kolesterol tinggi tidak hanya dialami oleh orang dewasa, melainkan juga anak-anak. Apabila tidak segera diatasi, kondisi ini bisa memicu penyakit kronis seperti stroke di kemudian hari.
Untuk itu, ketahui penyebab, gejala, hingga cara mencegah kolesterol tinggi pada anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kolesterol adalah zat lemak yang berasal dari asupan makanan sehari-hari, atau diproduksi secara alami oleh tubuh. Tubuh memanfaatkan kolesterol untuk keperluan memproduksi sel, vitamin, dan berbagai jenis hormon.
Apabila jumlah kolesterol dalam tubuh terlalu tinggi, efeknya zat tersebut mengendap di pembuluh darah arteri dan membentuk plak yang menghambat aliran darah ke jantung.
Kolesterol yang dialami oleh anak paling sering disebabkan oleh faktor genetik, pola diet tidak sehat, dan faktor pemicu lainnya. Berikut penjelasannya.
Mengutip laman Medical News Today, genetik dapat menjadi faktor penyebab kolesterol pada anak. Familial hypercholesterolemia (FH) adalah kondisi kelainan genetik yang dapat menyebabkan kolesterol tinggi.
Seseorang dengan riwayat FH dalam keluarga, memiliki peluang 50 persen untuk menurunkannya kepada anak-anak mereka.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan, bahwa obesitas pada anak-anak dapat menyebabkan kadar kolesterol dan tekanan darah tinggi.
Obesitas pada anak bisa disebabkan karena genetik, gaya hidup tidak sehat, pola makan, atau pengaruh obat tertentu.
Jika anak Anda gemar mengonsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh dan lemak trans dalam jumlah tinggi, seiring waktu tentu berisiko menyebabkan naiknya kadar kolesterol.
Jenis lemak tersebut dapat memicu organ hati untuk memproduksi lebih banyak kolesterol daripada yang dibutuhkan tubuh.
![]() |
Menurut National Library of Medicine, gejala kolesterol tinggi pada anak-anak biasanya tidak terlihat seperti pada orang dewasa.
Akan tetapi orang tua perlu waspada. Terutama jika dalam keluarga memiliki riwayat kolesterol tinggi, atau berat badan anak termasuk obesitas.
Dikarenakan gejalanya tidak terlihat signifikan, orang tua perlu melakukan cek kolesterol anak secara berkala sebagai langkah deteksi dini. Terutama jika buah hati Anda mengalami obesitas dan memiliki riwayat keluarga dengan kolesterol tinggi.
Pemeriksaan ini untuk mengetahui apakah kadar kolesterol anak Anda masih dalam kadar normal atau sudah tergolong tinggi.
Berikut status atau kadar kolesterol anak dengan usia maksimal 19 tahun yang termasuk kategori normal, dikutip dari laman MedlinePlus:
Apabila jumlah kadar kolesterol baik kurang dari 45 mg/dL dan kadar kolesterol jahat lebih dari 100 mg/dL, maka anak Anda bisa masuk kategori penderita kolesterol tinggi.
Mencegah tentu lebih baik daripada mengobati. Sebagai orang tua, Anda perlu melakukan pencegahan supaya anak terhindar dari risiko penyakit kolesterol. Berikut cara mencegahnya.
Orang tua wajib mengetahui berat badan ideal bagi anak. Apabila berat badannya termasuk normal, penting untuk mempertahankan berat tersebut supaya tidak naik secara drastis.
Sebaliknya, jika status berat badan anak masuk kategori obesitas, orang tua perlu memperbanyak aktivitas fisik anak, seperti melibatkan mereka dalam kegiatan olahraga, berkebun, dan sebagainya, sekaligus menerapkan diet sehat seimbang.
Lemak merupakan salah satu nutrisi penting untuk menunjang pertumbuhan anak. Pastikan orang tua memilih jenis lemak sehat yang aman dikonsumsi.
Seperti lemak dari ikan, daging, buah, atau kacang-kacangan. Hindari mengonsumsi lemak jenuh atau lemak trans dari makanan olahan, junk food, atau yang digoreng dengan banyak minyak.
Dikarenakan gejala kolesterol tinggi pada anak-anak tidak dapat terlihat signifikan, orang tua harus memastikan bahwa mereka mempunyai aktivitas fisik yang cukup.
Setidaknya anak-anak aktif berolahraga atau merasa senang jika melakukan kegiatan fisik di luar ruangan. Hal ini tak hanya dapat menurunkan berat badan dan menjaga tubuhnya tetap bugar, tetapi juga membantu mengurangi kadar kolesterol dalam tubuhnya.
(avd/fef)