Mengintip Wajah Pendopo Ambarrukmo, Lokasi Pernikahan Kaesang-Erina

CNN Indonesia
Minggu, 04 Des 2022 14:10 WIB
Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo berdiri di sisi barat Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta merupakan salah satu tempat bersejarah yang dijadikan cagar budaya.
Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo berdiri di sisi barat Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta merupakan salah satu tempat bersejarah yang dijadikan cagar budaya. (Foto: CNN Indonesia/ Tunggul)
Yogyakarta, CNN Indonesia --

Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta, menjadi sorotan lantaran bakal menjadi saksi tempat pernikahan putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, pada Sabtu (10/12) mendatang.

Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo yang berdiri di sisi barat Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta ini bukan bangunan sembarangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pendopo ini merupakan cagar budaya dan bagian dari kesatuan kompleks Pesanggrahan Kedhaton Ambarrukmo, yang mulanya didirikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) II, kemudian dilanjutkan pembangunannya oleh Sri Sultan HB V sebelum disempurnakan Sri Sultan HB VII.

Nama Ambarrukmo sendiri adalah pemberian dari Kanjeng Gusti Pangeran Harya Adipati Mangkubumi, adik laki-laki dari Sri Sultan HB VII.

Ambarrukmo awal mulanya hanya berfungsi sebagai tempat mesanggrah atau lokasi peristirahatan dan singgah Sultan, serta tempat penyambutan tamu-tamu penting sebelum menuju Keraton Yogyakarta. Lalu akhirnya beralih fungsi menjadi sebuah tempat tinggal.

Sri Sultan HB VII mengajukan mundur atau berhenti menjabat pada 27 Oktober 1920. Setelah resmi turun tahta, ia menetap dan tinggal di Pesanggrahan Ambarrukmo. Dengan demikian maka berubah pula untuk penyebutannya, penamaannya menjadi Kedhaton Ambarrukmo.

"Pendopo itu memang sudah berdiri sejak 1800 sekian. Sejarahnya, Sultan HB ke VII waktu dia dalam bahasanya dia turun takhta, otomatis dia harus keluar dari istana Keraton (Yogyakarta). Terus akhirnya memang dia pilih tempat di sini untuk beristirahat dan sampai (era) HB VIII," kata GM Royal Ambarrukmo Herman Courbois beberapa waktu lalu.

Menaiki kereta Kencana Kiai Garuda Yaksa, perjalanan Sultan HB VII dari Keraton Yogyakarta menuju Kedhaton Ambarrukmo ditandai dengan 19 kali tembakan meriam, lengkap diiringi arak-arakan warga Yogyakarta. Ia menghabiskan hari-harinya di tempat itu, hingga wafat dan dikebumikan di Makam Raja-raja Mataram, Pajimatan Imogiri.

Kini Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo yang juga merupakan kesatuan dari Pesanggrahan Kedhaton Ambarrukmo telah menjadi bagian salah satu cagar budaya dan terbuka untuk umum. Serta menjadi salah satu pilar pelestari Kebudayaan Jawa, khususnya Yogyakarta.

"Memang sejarah juga masih kental. Kalau dalam alun-alun ini untuk masyarakat umum. Kalau pendopo dulunya untuk bikin resepsi, kalau di sini pingitan sama ageng ndalem memang hanya untuk VIP atau keluarga. Kalau mau masuk ke belakang ke gadri itu hanya untuk keluarga saja, keluarga dari raja," terang Herman.

Pendopo Ambarrukmo, cagar budaya yang jadi lokasi pernikahan Kaesang-Erina, Sleman. CNN Indonesia/ Tunggul(Foto: CNN Indonesia/ Tunggul)
Pendopo Ambarrukmo, cagar budaya yang jadi lokasi pernikahan Kaesang Pangarep-Erina pada 10 Desember mendatang.

Bukan cuma sarat akan nilai sejarah, setiap bentuk, struktur, dan ornamen di Pendopo Agung Ambarrukmo mengandung makna dan filosofi masing-masing. Macam hiasan yang bernama Putri Mirong di pilar penyangga Pendopo yang menandakan kesuburan, kemakmuran dan kesejahteraan serta sebagai visualisasi kehadiran sosok Ratu Pantai Selatan, atau yang biasa dikenal dengan sebutan Kanjeng Ratu Kidul.

Hiasan Ceplok Melati atau Wajikan yang terdapat di langit-langit bangunan adalah simbol sifat kejujuran. Ornamentasi pada pendopo umumnya melambangkan kesuburan, keindahan, dan juga kebaikan.

Selain menjadi saksi bisu sejarah dengan bentuk bangunan beserta instrument arsitekturnya, Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo kini juga telah dilengkapi dengan koleksi Wayang Kulit gaya Yogyakarta beserta seperangkat Instrumen Gamelan Kiai Yasa Arum dengan Laras Slendro.

Tidak hanya warna, motif ornament pada gamelan juga mengadopsi dari motif ukiran yang sama dengan Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, seperti motif Putri Mirong,Tlacapan, Wajikan, Praba dan lain-lain.

Royal Ambarrukmo Yogyakarta yang kini dipercayai sebagai pengelola menghidupkan kembali suasana pendopo dengan mengadakan kegiatan yang dikemas dalam bentuk Pendopo Activity. Yakni, kegiatan-kegiatan kesenian seperti tari kreasi jawa, suling bambu, siteran, jemparingan, Macapat dan kelas biola yang diadakan di kompleks Pesanggrahan khususnya Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo.

Seringkali pula tempat ini dijadikan tempat untuk digunakan upacara tradisional adat Jawa, seperti pernikahan, siraman, dan sebagainya.

"Kita di pendopo memang boleh untuk komersialisasi. Untuk wedding, pameran dan lain sebagainya. Pendopo mulai sering dipakai untuk wedding tapi di sini hanya satu syarat, harus dengan suasana Jawa tidak boleh suasana lain, tidak ada chinese set, internasional. Tapi benar-benar Javanese, karena kita hormati tempat yang kita ada berada," jelas Herman.

Jokowi didampingi beberapa menterinya sempat datang dan meninjau area pendopo pada 16 Oktober 2022 lalu. Calon menantunya, Erina Gudono beserta keluarga menyusul kemudian.

Saat itu, Pendopo Ambarrukmo masih sebagai salah satu alternatif lokasi penyelenggaraan ijab kabul Kaesang dan Erina. Herman mengklaim Jokowi cukup terkesan dengan apa yang dilihatnya di area pendopo.

"Pak Jokowi cukup senang. Apalagi namanya heritage pak Jokowi sendiri juga orang Jawa dia memang sangat kental dengan Jawa, so dia lihat bangunannya dan beberapa menteri yang ikut juga suka dengan histori dan lain sebagainya, mereka agak kaget kok di sini masih ada tempat yang sebagus ini dan dikelola oleh swasta dan masih dalam keadaan yang bagus dengan histori," ujarnya.

(kum/rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER